“Dan ingatlah di dalam Kitab darihal Idris. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar, lagi seorang Nabi”(QS. Maryam : 56).
Sebelum 70.000 tahun yang lalu, peradaban Mesir purba telah ada. Hal tersebut berdasarkan dari penemuan naskah kuno yang ada di Piramida Besar Khufu (Cheops), Giza, yang mengatakan, bahwa piramid dibangun ‘pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer‘. Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 72.000 tahun sebelum Hijrah Nabi.
Piramida Besar Khufu
Pendirian Piramid itu sendiri, erat hubungannya dengan pemujaan bangsa Mesir purba terhadap Dewa Osiris (Oziris; Oser; Aser; Asar; Usire), yang digambarkan sebagai seorang pria berkulit hijau dengan mengenakan pakaian firaun (dalam bentuk mumi firaun) dan memakai mahkota Atef dengan sepasang tanduk domba jantan pada dasarnya, yang dipercaya sebagai Dewa Utama jelmaan Orion yang kemudian menjadi dewa kematian.
Dalam relief-relief pada piramida yang ditemukan, Osiris digambarkan sebagai dewa yang mengenakan mahkota putih tinggi. Lewat kesaktiannya, Osiris dengan mudah bisa membinasakan Bumi beserta isinya.
Masyarakat Mesir Purba juga percaya, bahwa dewa-dewa di langit itu harus mempunyai persinggahan di muka Bumi. Atas dasar latar belakang itulah, maka kemudian Kompleks Piramida Giza pun dibangun.
Tentu karena untuk Osiris, maka posisi arsitektur setiap piramidanya dibuat sedemikian rupa, agar mirip dengan posisi rasi bintangnya. Termasuk membangun penjaganya, yakni makhluk berbadan singa berkepala manusia yang dikenal dengan sebutan, Sphinx.
Sphinx
Lalu, apa hubungan Osiris dengan Nabi Idris AS?
Syaikh Thanthawi Jauhari, di dalam Tafsir Jawahir-nya menafsirkan, bahwa yang dimaksud dengan Oziris atau Azoris atau Osiris, yaitu Nabi Idris AS. Mengingat, kata Idris sendiri merupakan ucapan nama dalam bahasa Arab. Sama halnya dengan Yesoa yang diucapkan dalam bahasa Arab menjadi, Isa, Yohannes diucapkan dalam bahasa Arab, Yahya, dsb.
Menurut Syaikh Thanthawi, Osiris atau Idris ini, ialah seorang Nabi yang diutus Allah SWT kepada bangsa Mesir purbakala dan membawa ajaran-ajaran dan perubahan yang besar.
Di dalam sejarah Mesir purba disebutkan, bahwa Osiris (Idris) itu meninggal, karena di bunuh oleh saudaranya sendiri yang dengki akan pengaruhnya yang sangat besar. Lalu dipotong-potong badannya, untuk dihancurkan. Tetapi sepotong dari badan itu, dipelihara oleh isterinya dan dibalsem; pembalseman mayat itulah yang kelak menjadi kepandaian yang utama dari orang Mesir purbakala.
Syaikh Thanthawi menguraikan kembali panjang lebar, bahwa di zaman purbakala bangsa Mesir itu di antara Kerajaan dengan Agama adalah satu, sehingga Idris itu pun merangkap Raja juga. Maka itulah sebabnya, dia di dengki oleh saudaranya. Namun, setelah dia mati, orang Mesir purba memuliakan karena jasanya yang besar.
Menurut dongeng mereka, setelah seorang raja besar atau orang besar mati, bersidanglah hakim-hakim 42 orang. Banyak anggotanya memusyawaratkan dan mempertimbangkan tentang kebaikan atau keburukan raja semasa hidupnya. Rupanya kebaikan Osiris atau Idris itu lebih banyak dan lebih berat, daripada keburukannya, maka ditempatkanlah dia pada tempat yang amat tinggi dan agung di alam lain.
Sayid Quthub di dalam “Fi Zhilalil Quran“ pun memberatkan pendapatnya kepada pendapat Syaikh Thanthawi Jauhari ini, bahwa besar kemungkinan Nabi Idris AS ialah Osiris yang ternama dalam Sejarah Mesir purbakala itu.
Di dalam tafsir-tafsir yang lama sejak Thabari, ar-Razi, al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan yang sezaman, tidak bertemu kemungkinan Osiris itu, dan baru bertemu pada Tafsir Syaikh Thanthawi Jauhari pada sekitar tahun 1928, atau pada Tafsir Sayid Quthub setelah tahun 1955.
Osiris
Dikarenakan ilmu hasil penyelidikan kebudayaan dan Peradaban Bangsa Mesir Kuno, yang dikenal dengan nama “Egyptologi” barulah tumbuh, sejak permulaan Abad Kesembilan belas. Sejak para sarjana dapat membuka kunci rahasia Huruf Hieroglyph, huruf milik bangsa Mesir Purba.
Dari hasil penyelidikan yang baru berusia 165 tahun itulah, maka di dapat cerita tentang orang besar Mesir yang bernama Osiris. Dan ajaran-ajaran Osiris yang didapat dari huruf-huruf kuno Hieroglyph itu, bertemu pada pokok ajaran Tauhid.
Cuma setelah lama kemudian, sepeninggal dia, setelah pada mulanya hakim-hakim mengakui, bahwa jasanya sangat besar, maka beliau di tempatkan di tempat yang Maha Tinggi di alam lain, yang pada akhirnya dipertuhankan, dipuja, dan lalu disembah (baca : Tafsir Al Azhar).
Dengan mengkaitkan Nabi Idris AS sebagai Osiris, jika dilihat dari masa kehidupannya, maka diperoleh informasi sebagai berikut :
1. Nabi Adam AS
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 200.000 tahun yang lalu. Bahkan ada pendapat yang mengatakan, beliau telah ada sejak jutaan tahun yang lalu (baca : Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza dan Misteri Arkeologis, di tengah Puing reruntuhan Teori Evolusi).
2. Nabi Idris AS
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 70.000 tahun yang lalu.
3. Nabi Nuh AS
Diperkirakan, masa kehidupannya sebelum 13.000 tahun yang lalu (baca : Patung Spinx, bukti arkeologis bencana Nuh 13.000 tahun yang silam dan Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia)
Pendapat yang mengatakan, sesungguhnya Nabi Idris AS adalah leluhur dari Nabi Nuh AS, mungkin ada benarnya. Akan tetapi, jarak diantara keduanya, bukan hanya 3 atau 4 generasi, seperti yang dipahami selama ini, melainkan telah mencapai jarak puluhan, bahkan mungkin ratusan generasi.
Wallahu a'lam.
1 komentar:
Ya ada kemungkinan Osiris adalah Nabi Idris. Karena perubahan besar peradaban manusia itu dimulai dari pemimpin besar setingkat NABI. Dan Firman Allah SWT sendiri mengatakan bahwa pada awalnya pemujaan-pemujaan itu adalah orang alim dimasanya, kemudian diagungkan kemudian dipertuhankan. Seperti Latta, Uza dan Manah awalnya adalah orang alim, Yesus/Isa adalah Nabi, Brahma adalah Ibrahim. Sebenarnya adalah utusan Allah yang sangat baik dan menolong umat manusia dari kesulitan. Saking cintanya menjadi dipertuhankan.
Posting Komentar