Jumat, 20 Januari 2012

Ditemukan Gelembung Energi Di Bima Sakti


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgasgI8OXHf7vawD9cULVdGiTWAMPesEpT9FK4-679lEMdDIbbAOhRVmXO0eWD08z-XxvUM13Lwy_F4Wavz9KjcoFbg9wyFhbPjGTHDWO0X0frv5eRXqhoUjnSAD9c5VUgPESLQhOpAFXs/s400/99355_ilustrasi-gelembung-radiasi-di-sekitar-pusat-galaksi-bima-sakti.jpg

Group yang terdiri dari para ilmuwan yang mengerjakan data Teleskop Angkasa Fermi Gamma-Ray NASA mengatakan, mereka telah menemukan dua gelembung energi yang bererupsi dari tengah galaksi Bima Sakti. Gelembung itu berjarak 25.000 tahun cahaya dan memiliki energi yang sama dengan 100.000 ledakan supernova.


"Gelembung-gelembung tersebut berukuran besar," ujar Doug Finkbeiner dari Hardvard-Smithsonian Center for Astrophysics, pimpinan tim yang menemukan gelembung-gelembung tersebut. Demikian seperti yang dikutip dari The New York Times, Jumat (12/11/2010).

Sumber dari gelembung-gelembung tersebut masih sebuah misteri. Satu kemungkinannya, gelombang tersebut mendapat tenaga dari gelombang kelahiran dan kematian bintang di pusat galaksi. Opsi lain adalah gelembung tersebut mendapat tenaga dari lubang hitam di pusat galaksi Milky Way.

"Kita berpikir kalau kita tahu banyak mengenai galaksi kita, padahal tidak," ujar David Spergel, seorang ahli astrofisika di Princeton University yang menunjukkan, bahwa gelembung-gelembung sama besarnya dengan galaksi Milky Way.

Jon Morse, kepala astrofisika di kantor pusat NASA mengatakan, penemuan ini menandakan alam semesta itu penuh dengan kejutan.



Satu orang yang paling terkejut adalah Dr. Finkbeiner. Setahun yang lalu dia menjadi bagian kelompok yang dipimpin oleh Gregory Dobler dari Kavli Instiute for Theoretical Physics di Santa Barbara, California, yang mengatakan mereka telah melihat kabut misterius yang penuh energi di sekeliling pusat galaksi Milky Way.

Pada waktu itu Dr. Finkbeiner dan para koleganya berspekulasi, gelembung tersebut dihasilkan dari gelombang kegelapan. Pusat dari galaksi Milky Way adalah 'rumah' untuk semua fenomena energi, termasuk lubang hitam raksasa.

Akan tetapi, beberapa teori kosmos juga menyatakan, bahwa gelombang kegelapan mungkin akan berkonsentrasi di sana. Secara teori tabrakan dari partikel gelombang kegelapan bisa menyebabkan hujan sinar Gamma.


Dianalisa selanjutnya, di samping lebih besar dari yang Dr. Finkbeiner dan koleganya menduga galaksi tersebut ternyata memiliki batas. Sementara itu, gelombang kegelapan memiliki bentuk yang lebih bias.

"Gelombang kegelapan sudah ada di sana selama miliaran tahun," jelas Dr. Finkbeiner. "Jika sesuatu telah terjadi selama miliaran tahun, anda mungkin tidak akan berharap sebuah batas yang jelas," tambahnya.

Dr. Finkbeiner dan para ilmuwan lain mengatakan, ini bukan bermaksud kalau gelombang kegelapan tidak ada dalam pembentukan galaksi, tapi karena gelombang tersebut sangat sukar untuk dilihat.

 

0 komentar:

Posting Komentar