Jumat, 20 Januari 2012

"The Illuminati Card Game" Permainan Kartu Yang Meramal Sangat Mengerikan Soal Dunia




Steve Jackson, di tahun 1990, berencana membuat permainan terbarunya “The Illuminati Card Game”. Di tahun yang sama, secret service merazia kantor pembuatan game steve jackson, mereka sangat tertarik pada file berjudul "Illuminist BBS".



NWO (The Illuminati Card Game) 1995

Pada Tahun 1995, steve menerbitkan kembali permainan terbarunya, Illuminati: New World Order (NWO). Lalu mengapa Secret Service merazia permainan buatan steve? Ada apa sebenarnya dibalik ini semua?

Kita lihat, ini merupakan salah satu kartu dalam game “The Illuminati Card Game” :




Lalu bandingkan dengan gambar ini :




Lihat lagi gambar yang ini :




Bandingkan lagi dengan gambar berikut ini :


http://fauzanhilmi.files.wordpress.com/2011/01/pentagon-path-marker.jpg


Kebetulankah??

Lalu, mengapa "The Secret Service" menggerebek kantornya Steve Jackson?? Atau sebenarnya ini semua sudah direncankan sejak lama? Lalu bagaimana Steve Jackson bisa mengetahuinya lewat permainan yang dia ciptakan?

Jika kita berasumsi bahwa steve jackson telah mengetahui rencana-rencana Illuminati, berarti kita bisa tahu apa rencana mereka selanjutnya dengan menafsirkan gambar-gambar dari kartu permainan lainnya.


Seperti ini misalnya :




Apakah mereka sedang merencanakan pemusnahan populasi penduduk yang ada di dunia saat ini?

Baca artikel ini :

Kontrol Populasi Dunia

Begitu banyak fakta-fakta konspirasi dan ketidakadilan menyangkut PBB. Namun ada satu konspirasi PBB yang luput dari perhatian khalayak ramai yakni tentang rencana Konspirasi untuk mengurangi populasi dunia sehingga dunia ini hanya dihuni oleh 500 juta manusia. Hal ini berarti pengurangan sekitar 93% penduduk dunia.
Hal tersebut berangkat dari pemikiran bahwa dunia dengan segala kekayaan alamnya, dengan seluruh ekosistemnya, rantai makanannya, serta sistem alamiah yang ada, tidak akan sanggup untuk menopang kehidupan umat manusia sebanyak sekarang—sekitar 6 miliar orang—dengan baik. Untuk menciptakan satu dunia yang lebih baik, maka diperlukan pengurangan jumlah populasi umat manusia sebanyak 93%-nya atau dunia ini hanya mampu untuk menopang kehidupan 500 juta manusia.

Yang unik, Desember 2012 merupakan waku yang ditentukan oleh pihak Konspirasi untuk memulai program ini secara besar-besaran. Belum ada satu pun pihak yang mengetahui secara pasti mengapa Konspirasi mematok awal program yang akan mengurangi jumlah umat manusia secara drastis ini pada Desember 2012.

Temuan-temuan berkenaan dengan waktu tersebut sungguh mengagetkan. Berabad silam, suku bangsa kuno seperti Suku Maya, Suku Hopi, Kaliyuga, Aztec, dan juga Mesir Kuno telah meramalkan di dalam sistem kalender kuno mereka jika pada akhir tahun 2012 dunia lama akan berakhir dan dunia baru akan muncul. Perhitungan suku-suku kuno ini berdasarkan pada pergerakan bintang-bintang dan berbagai ramalan mistis yang ada.

Di abad milenium, ketika sebagian dinding Pentagon hancur ditabrak misil yang mirip sebuah pesawat jet kecil pada tanggal 11 September 2001 (baca Eramuslim Digest edisi 911 tentang kebohongan-kebohongan AS soal peristiwa WTC), segelintir elit AS yang juga merupakan tokoh-tokoh Konspirasi Paganisme Modern ini menginginkan agar Pentagon diubah dan dimodernisasi lebih canggih lagi dengan berbagai peralatan yang terkomputerisasi. Batas waktu bagi upaya modernisasi Pentagon ini adalah Desember 2012.

(Sumber)


Bagaimana pula dengan kartu yang ini?




Apakah mereka merencanakan serangan UFO ke muka Bumi?

Mari kita lihat proyek yang dilakukan Amerika dalam artikel ini :

Proyek Silverbug - Avrocar




Militer AS sedang menguji dan terbang dengan desain pesawat UFO dalam 40-an dan 50-an. Mereka memiliki proyek piring terbang sebanyak 35 dengan mengangkat menurun secara vertikal. Yang paling sangat rahasia dikenal dengan nama kode Silverbug.

Menjelang akhir Perang Dunia II, pasukan sekutu telah mendapatkan superiorty atas Jerman. Atau begitulah, tampaknya Jerman sedang mencari kapal superior (silahkan baca artikel terkait disini). Masyarakat SSE dan Vril sedang membangun sebuah kapal yang mirip UFO dan mampu lepas landas dan mendarat vertikal, karena sebagian besar landasan pacu mereka telah hancur.

Proyek ini dipimpin oleh Dr. Richard Mehta, kadang-kadang dikenal sebagai 'Bapak Saucerology'. Dia dipekerjakan oleh angkatan udara Jerman guna membangun sebuah kapal berbentuk piring yang bisa naik vertikal dan menembak jatuh pesawat sekutu dengan roket. Diduga, perang pun berakhir, sebelum Metha berhasil mengembangkan kapalnya.

Pemerintah Amerika merekrut beberapa ilmuwan Jerman setelah perang, untuk pergi ke Canada dan melanjutkan pekerjaan mereka. Dr. Metha adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Dia bekerja pada sebuah proyek pesawat rahasia di AVROW Aeronautics, Canada. Ini adalah jenis mesin piring terbang.

Piring ini dirancang untuk 2.300 mil per jam pada ketinggian 80.000 kaki. Meskipun dirancang pada tahun 1955, koran-koran yang menggambarkan desain ini tidak dibuka untuk publik, hingga tahun 1995. Selama lebih dari 40 tahun, proyek piring terbang merupakan top #1 rahasia Amerika.

Pada tahun 1950 di Canada, Avro mengungkapkan Avrocar kepada publik.

Pada tahun 1953, Toronto Star melaporkan pengembangan oleh Avro Canada, Pesawat VTOL yang berbentuk cakram (Vertical Takeoff dan Landing).





Pada bulan Februari, secara resmi mengumumkan bahwa sebuah mock-up dari kapal tersebut, dirancang oleh insinyur Inggris John Frost dan dikembangkan oleh pabrik Malton, Ontario, dan memang telah dibuat, ada foto-foto teknisi tersenyum dari cockpits kembar.

Proyek Avro-mobil merupakan bagian awalnya, dikenal sebagai Proyek Y, yang didanai oleh Canada, tapi diambil alih oleh Angkatan Udara AS pada tahun 1953 akhir - awal 1954, sebagai proyek 606 mereka, dengan kepentingan oleh Angkatan Darat AS.

Diharapkan bahwa kendaraan VZ-9V, akan naik secara vertikal dan mencapai kecepatan terbang 1.500 mph (2.400 km / jam). Presiden Avro Canada menulis dalam Aero News, bahwa prototipe yang sedang dibangun sangat revolusioner, dan hal itu akan membuat desain yang lain usang. Pesawat ini resmi bernama Avro-Car.

1960 sekitar 10 juta dolar telah dihabiskan untuk proyek tersebut. Selama tes, pesawat tidak bisa naik lebih dari empat atau lima kaki di atas tanah tanpa menjadi sangat tidak stabil.

Avro-Car adalah (tergantung pada sumber informasi) berdiameter 18 atau 25 meter, dan berat 3600 lb.

Didukung oleh tiga mesin mounted gas turbin pusat penggerak berdiameter 5 kaki. Kipas pusat digunakan untuk lepas landas vertikal. Setelah di udara, jet-turbo exhaust akan bergeser ke belakang, memberikan gerakan dorong ke depan yang memungkinkan tubuh aerodinamis untuk menghasilkan daya angkat.

Enam puluh tahun kemudian, kami memiliki pesawat VTOL lainnya, termasuk pesawat melingkar dengan baling-baling pusat, pasti dikira pesawat luar angkasa pada kesempatan tersebut, namun kami masih tidak memiliki piring terbang original terestrial supersonik yang layak.


Lalu, apa makna dari kartu yang satu ini?





Mari kita baca artikel ini :

Konspirasi Flu Burung

Menteri Kesehatan Siti Fadilah, Menguak Konspirasi Bikin Senjata Biologi dari Flu Burung.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).

Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It's Time for the World to Change.

Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakuakn negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.
"Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita," ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta, Kamis (21/2).

Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi. Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO.

"Kegerahan itu saya tidak tanggapi. Kalau mereka gerah, monggo mawon. Betul apa nggak, mari kita buktikan. Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada kita sudah kaya," ujarnya.
Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.

"Saat ini banyak yang meminta jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini, saya sedang mencari bicarakan dengan penerbitan besar," katanya.

Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.
"Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan. Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush," ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.

Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.
"Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual," katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.

Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu. Mengubah Kebijakan Apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia.

Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun. Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia
pada 2005.

Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
"Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi," tulis The Economist. The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika, edisi pekan lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.

Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.
Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen. Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium
litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.

Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.

Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi. Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak.

Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin. Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC. Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS.

Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui. Los Alamos ternyata berada di bawah Kementerian Energi AS.
Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?

Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu.
Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, memujinya.

Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil,
transparan, dan setara. Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO di akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.

(Sumber)


Ini
"The Illuminati Card Game" lainnya :













Kebanyakan dari "The Illuminati Card Game" sudah terbukti! Semuanya seperti dikendalikan oleh sebuah aliansi yang menginginkan untuk menguasai dunia (mungkin ada perserikatan yang dibangun oleh Amerika) , terbukti dengan invasi-invasinya selama ini ke negara2 lain, contoh : Palestina, Iraq, dsb.

Setelah menguasai dunia , semua tunduk kepada mereka. Penulisan ulang sejarah pun dilakukan. Secara perlahan tapi pasti, generasi selanjutnya tidak akan tahu tentang sejarah yang asli.

Ini sangat berbahaya. Manusia Lebih Berbahaya Dari Apa Pun Juga!


Site Resmi
"The Illuminati Card Game" : http://www.sjgames.com/illuminati/index.html
Wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Illuminati_%28game%29

Video di Youtube :



***
 

0 komentar:

Posting Komentar