Jika
disebut kota suci ketiga setelah Mekah dan Madinah, maka dalam beberapa
detik akan terlintas dalam benak kita bahwa yang dimaksud tiada lain
kecuali Al-Quds. Benar, Al-Quds, atau Al-Aqsha, Palestina, adalah kata
yang tidak asing bagi mayoritas kaum muslimin. Hati kaum muslimin di
Indonesia pun lebih dekat dengan Al-Aqsha dari pada Istiqlal atau
bangunan lainnya di negeri ini.
Al-Aqsha,
atau Baitul Maqdis disebutkan dalam banyak riwayat hadits dan atsar.
Tentang keagungan dan keutamaannya, Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam menyebutkan bahwa Masjidil Aqsha adalah masjid tertua kedua di
muka bumi. Masjidil Aqsha juga merupakan kiblat pertama kaum muslimin.
Baitul Maqdis sendiri merupakan salah satu dari tiga kota suci yang
dianjurkan untuk diziarahi dengan niatan ibadah.[1] Tentang keutamaan
shalat di Baitul Maqdis, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
menyebutkan bahwa ia setara dengan 500 kali dibanding dengan masjid
lainnya. Palestina sendiri termasuk negeri yang didoakan agar mendapat
berkah. Dan terakhir, Rasulullah pernah berkunjung ke Palestina dan
shalat di Masjidil Aqsa pada malam Isra’.
Secara geografis, Palestina memiliki kedudukan yang sangat strategis di mata dunia Internasional. Tanah bukit Moria, sebuah dataran tinggi yang di atasnya berdiri Masjidil Aqsha dan Masjid Qubbatush Shahra, yang luasnya kurang dari 4 kali lapangan sepakbola, kini telah diperebutkan oleh lebih dari 3 milyar umat manusia.
Secara geografis, Palestina memiliki kedudukan yang sangat strategis di mata dunia Internasional. Tanah bukit Moria, sebuah dataran tinggi yang di atasnya berdiri Masjidil Aqsha dan Masjid Qubbatush Shahra, yang luasnya kurang dari 4 kali lapangan sepakbola, kini telah diperebutkan oleh lebih dari 3 milyar umat manusia.
Di
samping faktor geografis dan keutamaan lainnya yang dinubuwatkan,
Palestina juga menyimpan banyak misteri di akhir zaman. Negeri ini telah
dinubuwatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sebagai negeri
paling unik. Realita yang kita saksikan sampai hari ini tentang
Palestina merupakan gambaran kebenaran apa yang disabdakan oleh
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Pergolakan politik dan pertikaian
serta konflik antara umat Islam dengan Yahudi sebenarnya telah
diberitakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Berikut ini
merupakan penjelasan dari nabi tentang Palestina di akhir zaman.
1. Palestina Akan Menjadi Bumi Ribath Sampai Akhir Zaman
Mu’awiyah
bin Abi Sufyan berkata, “Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang
menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak
mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya
terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan
Allah.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa
mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik
menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa
kelompok tersebut berada di Syam.”[2]
Tentang
negeri Syam yang disebutkan dalam hadits di atas, riwayat di bawah ini
memperjelas bahwa negeri Syam yang dimaksud adalah Palestina. Hal itu
sebagaimana yang disebutkan dari Abu Umamah, ia berkata:
Rasulullahshalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada
sekelompok umatku yang berada di atas kebenaran, mengalahkan
musuh-musuhnya, dan orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu
menimpakan bahaya terhadap mereka kecuali sedikit musibah semata.
Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” “Wahai
Rasulullah, di manakah kelompok tersebut?” tanya para sahabat. “Mereka
berada di Baitul Maqdis dan pelataran Baitul Maqdis.”
Maka,
berbagai pertanyaan yang terus menggelayuti benak setiap muslim;
mengapa konflik di Palestina dan pertikaian antara umat Islam dan Yahudi
tak kunjung usai, barangkali bila dilacak dari sudut pandang takdir
bisa dijawab dengan hadits ini. Sungguh, negeri Palestina tidak akan
pernah sepi dari peperangan antara kaum muslimin dengan musuh-musuhnya.
Dan, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat di atas, musibah apapun
yang ditimpakan oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin di
Palestina, hal itu tidak memberikan madharat kecuali sedikit musibah.
Maknanya, bahwa sehebat apapun gempuran musuh yang ditimpakan terhadap
umat Islam di Palestina, maka hal itu tidak akan pernah membuat
komunitas di negeri itu lenyap. Ada semacam jaminan bahwa umat Islam di
negeri itu akan tetap eksis. Dan jihad di negeri itu akan terus
berlanjut sampai akhir zaman; sampai kaum muslimin berhasil mengalahkan
Dajjal.
Riwayat
di atas juga boleh jadi menjadi isyarat tentang mustahilnya bagi umat
Islam untuk berhijrah meninggalkan Palestina secara total; sedahsyat
apapun gempuran musuh atas mereka. Janji Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam bahwa serangan musuh hanya akan menimpakan sedikit musibah atas
mereka menjadibisyarah (kabar gembira) bahwa negeri ini tidak akan
pernah mampu ditaklukkan oleh musuh. Pasti, akan selalu ada segelintir
umat yang akan bertahan untuk mempertahankan negeri ini !
2. Palestina Akan Menjadi Bumi Hijrah di Akhir Zaman
Nubuwat
lain yang juga menakjubkan adalah bahwa negeri Paletina ini akan
menjadi bumi hijrah akhir zaman. Hal itu sebagaimana yang disebutkan
dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Saya mendengar Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan terjadi hijrah sesudah
hijrah, maka sebaik-baik penduduk bumi adalah orang-orang yang mendiami
tempat hijrah Ibrahim, lalu yang tersisa di muka bumi hanyalah
orang-orang yang jahat. Bumi menolak mereka, Allah menganggap mereka
kotor, dan api akan menggiring mereka bersama para kera dan babi.” [3]
Jika
riwayat tersebut dikorelasikan dengan hadits lain yang menceritakan
perjalanan Imam Mahdi dan kaum muslimin dalam memerangi musuh-musuhnya,
maka boleh jadi nubuwat di atas terjadi di masa Al-Mahdi. Hal itu
Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah shalallahu
alaihi wasallambersabda: “Allah memberitahukan kepada Isa dengan
firman-Nya, “Tiada seorang pun yang mampu melawannya, karena itu bawalah
hamba-hamba-Ku (yang baik-baik) ke gunung Thur.” Lalu Allah
membangkitkan (mengutus) Ya’juj dan Ma’juj, mereka segera datang dari
seluruh tempat yang tinggi. [4]
Gunung
Thur, sebagaimana yang termuat dalam riwayat di atas merupakan bagian
dari negeri Syam, meskipun ia tidak berada tepat di dalam Palestina.
Tetapi wilayah tersebut masih masuk dalam bagian negeri hijrahnya nabi
Ibrahim as. (Syam). Wallahu A’lam.
3. Palestina Akan Menjadi Tempat Tegaknya Khilafah di Akhir Zaman
Hal
itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Hawalah
Al-Azdi. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda
kepadanya, “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah
turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda
telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan
peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada
mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini.”
Jika
merujuk pada riwayat yang menyebutkan penaklukkan kaum muslimin di
akhir zaman, maka kemungkinan tegaknya khilafah di bumi Baitul Maqdis
itu terjadi di zaman Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam banyak
riwayat, bahwa di masa Al-Mahdi kelak Dajjal akan dikalahkan, dan tempat
terbunuhnya Dajjal sendiri berada di Bab Ludd-Palestina. Setelah
tewasnya Dajjal di tangan nabi Isa as, maka kaum muslimin terus memburu
Yahudi dimanapun mereka bersembunyi. Setiap benda, baik pohon, batu
maupun lainnya akan berbicara dan memberitahukan keberadaan Yahudi yang
bersembunyi. Hanya satu jenis pohon yang akan diam dan melindungi
Yahudi, yaitu pohon Gharqad, sesungguhnya ia termasuk salah satu dari
pohon Yahudi.
4. Palestina Akan Menjadi Tempat Bertahannya Iman di Akhir Zaman
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang hal ini :
Dari
Salamah bin Nufail Al Kindi ia berkata,’ Saya duduk di sisi Nabi
shalallahu alaihi wasallam, maka seorang laki-laki berkata,” Ya
Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda perang dan menaruh senjata.
Mereka mengatakan,” Tidak ada jihad lagi, perang telah selesai.” Maka
Rasulullah shalallahu alaihi wasallammenghadapkan wajahnya dan besabda,”
Mereka berdusta!!! Sekarang, sekarang, perang telah tiba. Akan
senantiasa ada dari umatku, umat yang berperang di atas kebenaran. Allah
menyesatkan hati-hati sebagian manusia dan memberi rizki umat tersebut
dari hamba-hambanya yang tersesat (ghanimah). Begitulah sampai tegaknya
kiamat, dan sampai datangya janji Allah. Kebaikan senantiasa tertambat
dalam ubun-ubun kuda perang sampai hari kiamat. Dan Allah telah
mewahyukan kepadaku bahwa aku akan diwafatkan. Aku tidak akan kekal di
dunia ini, dan kalian akan saling menyusulku, sebagian kalian memerangi
sebagian yang lain. Dan kampung halaman kaum beriman adalah Syam.”
Dari
Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
telah bersabda: “Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak Al-Kitab
telah tercabut dari bawah bantalku. Maka aku mengikuti kepergiannya
dengan pandangan mataku. Tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang
terang-benderang mengarah ke Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman pada
saat terjadi beragam fitnah berada di Syam.”
5. Palestina Menjadi Salah Satu Tempat Berlindung Dari Dajjal
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:
“Aku
peringatkan kalian tentang Dajjal. Aku peringatkan kalian tentang
Dajjal. Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. ……. Ia menetap di bumi
selama empat puluh hari. Ia bisa mencapai setiap jengkal muka bumi
kecuali empat masjid; masjidil Haram, masjidi Madinah, masjid Ath-Thur
dan masjidil Aqsha. Ia tidak akan samar-samar lagi bagi kalian, karena
Rabb kalian tidaklah buta mata sebelah (sementara Dajjal buta sebelah
matanya).”[5]
[1].
Rasulullah saw bersabda: “Tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan
jauh ke masjid-masjid tertentu dengan niatan ibadah kecuali kepada tiga
masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa.
HR. Bukhari: Kitabut Tathawwu’ no. 1115 dan Muslim: Kitabul Hajj no.
2475.
[2]. HR. Bukhari: Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim: Kitabul Imarah no. 3548.
[3]. HR. Abu Daud
[4] Shahih Muslim, Bab Dzikr Ad-Dajjal 18: 68-69
[5] HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 2934.
0 komentar:
Posting Komentar