Selasa, 27 Desember 2011

Pintar Tidak Harus Sekolah




Berusaha secara optimal dalam  pentransferan  ilmu menjadi cita- cita bagi setiap guru, dan berharap siswa mampu menerima dan memahami apa yang telah dijelaskan oleh gurunya. Namun ini hanya sebagai tujuan dalam teori pengajaran, tetapi dalam prakteknya banyak siswa yang tidak mampu memahami pelajaran- pelajaran, bukan berarti bahwa siswa tersebut bodoh atau malas tetapi hanya saja siswa mempunyai cara yang berbeda dalam memahami pelajaran itu, bisa juga kurangnya penjelasan dari guru dengan pelajaran yang diberikannya. Maka daripada itu bagaimana solusinya?

Manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan rasa ingin tahu yang besar. Untuk itu sebagai seorang siswa kita dituntut mengembang potensi yang ada dalam diri kita semaksimal mungkin. Jangan lagi mengharapkan  ilmu yang kita dapatkan semuanya berasal dari guru. Pada masa sekarang ini, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mencari tahu segala hal, baik tentang pelajaran, tugas dari guru sampai kepada hal- hal yang terjadi di sekitarnya sehingga siswa mempunyai wawasan yang luas.

Kadang rasa malas menghambat itu semua. Buang jauh- jauh rasa malas tersebut dan manfaatkan waktu semaksimal mungkin. Sehabis pulang dari sekolah, biasanya siswa menghentikan segala aktivitas belajarnya. Tetapi sebagai calon seorang pemenang, kita sebagai seorang siswa harus mempelajari pelajaran yang telah dipelajari di sekolah tadi dan mulailah memahami dengan bahasa sendiri dan mulai mencari tahu lebih detail lagi pelajaran tersebut, seperti pergi ke perputakaan, membaca berbagai literatur dari berbagai buku. 

Kendalanya untuk mencari literatur tersebut memerlukan waktu yang sangat lama. Maka daripada itu dengan dibantu teknologi kita bisa mencari tahu berbagai literature dengan waktu singkat dan akurat melalui jasa internet. Dengan banyak membaca, ide- ide baru akan muncul dalam mengerjakan soal- soal maupun aplikasinya dalam kehidupan.

Kita contohkan saja para penemu- penemu ternama seperti Albert Enstein, James Watt, Al Khawarizmi, Ibnu Sina dan ilmuwan lainnya. Diantara ilmuwan- ilmuan itu bahkan ada yang tidak mengenyam bangku sekolah, karna rasa ingin tahu yang besar dan kemaun yang kuat mereka akhirnya berhasil membuat penemuan baru.

Menurut Vince Lombardi:
Perbedaan antara mereka yang berhasil dengan yang tidak bukanlah karena kurangnya kekuatan, bukannya karena kurang pengetahuan, tetapi lebih pada kurangnya keinginan.

Adapun yang perlu digaris bawahi, membaca tidak harus membaca buku- buku yang kita perlukan saja, tetapi dalam konteks ini membaca tidak mengenal itu buku apa, penting atau tidak bagi kita, tetapi tujuan membaca adalah menambah wawasan kita tentang ilmu pengetahuan. Dan yang perlu diperhatikan lagi, membaca tidak harus di perpustakaan, sekolah atau rumah, tetapi harus dimana saja..

Dalam sebuah istilah:
Orang- orang hebat mengawali kesuksesannya dengan membaca apapun yang ia sukai. Sungguh mengetahui dan memahami segala sesuatu adalah harta yang paling berharga. 
Dalam hal, membutuhkan proses dalam upaya banyak ilmu, tanamkanlah dalam diri kita sejak dini untuk membaca apa saja yang kita sukai, contohnya pada masa anak- anak lebih cenderung menyukai cerita- cerita bergmbar sebagai daya tariknya. Apabila sudah dari dini ditanamkan budaya membaca maka untuk ke depannya budaya membaca tersebut sudah mudah kita lakukan. Bahkan di era globalisasi dengan kemajuan teknologi, malah kebanyakan orang cenderung mendengar dan berbicara ketimbang melihat diikuti membaca. Hal ini dikarenakan mendengar lebih menarik daripada membaca buku- buku yang tebal.

Jadi pada intinya, untuk memperoleh ilmu itu bukan hanya saja kita dapat dari sekolah, tetapi bisa kita dapatkan dimana saja baik melalui membaca, melihat, mendengar, bahkan dari pengalama atau praktek langsung.  Selama kita terus berkeinginan mencari tahu maka ilmu akan semakin bertambah.

0 komentar:

Posting Komentar