Jumat, 22 Maret 2013

Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume II : "Bintang Dan Kegelapan")





Perang Dunia II bermula dari sekelompok ultranasionalis yang lahir di tiga negara. Di Jerman, Adolf Hitler lahir sebagai pemimpin Partai Nazi, partai antisemit yang menginginkan kekuasaan ras Arya. Adolf Hitler menggunakan kekuatannya untuk melengserkan Republik Weimar yang membuat Jerman mengalami krisis moneter luar biasa.

Setelah Hitler berkuasa pada 1933, dia segera memperkuat militer untuk bersiap-siap memulai pertempuran demi kekuasaan. Dengan semangat Lebensraum (ruang tinggal), dia menginginkan tanah kekuasaan yang lebih luas untuk ras Arya.



Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler (kanan)


Di Italia, diktator Benito Mussolini meraih tampuk kekuasaan setelah paham fasisme yang ia anut berhasil mengalahkan komunisme dan sosialisme. Mussolini menginginkan Italia berkuasa sebagaimana pada masa Kekaisaran Romawi Suci dahulu.

Dia mendapat kepercayaan dari Raja Italia untuk membangun pemerintahan, dan Mussolini segera membangun pemerintahan keras dan fasis, yaitu paham dimana kepentingan negara berada di atas segala-galanya. Dia juga kawan akrab Hitler, yang kemudian mengadakan Aliansi Berlin-Roma.



Kaisar Hirohito


Kaisar Hirohito memang secara de facto menjadi kaisar sah di Jepang. Akan tetapi, sadarkah sang kaisar, bahwa yang berkuasa dan menjalankan roda pemerintahan sesungguhnya ialah Jenderal Hideki Tojo. Dengan demikian, militer dalam hal ini secara jelas telah mengambil alih pemerintahan sipil di Jepang.


Awal Perang



Jenderal Franco, Diktator Spanyol


Sebelum perang meletus, Spanyol telah jatuh dalam perang saudara antara sayap kiri (sosialis, komunis, dan rakyat biasa yang mendukung republik) dan sayap kanan (tuan tanah kaya raya, perwira, gereja katholik, dan Partai Fasis Falange yang menginginkan raja untuk kembali berkuasa). Sayap kiri didukung oleh Uni Soviet, sementara sayap kanan dipimpin Jerman dan Italia.

Ketika perang meletus, sayap kiri sempat berkuasa ketika datang sayap liberal dari negara lain, yakni Laurie Lee. Sayap kiri jatuh dan loyalis liberal menguasai sejumlah kota besar. Hingga akhirnya sayap kanan yang di dukung Jenderal Franco, berhasil menghancurkan pertahanan loyalis di Madrid dan menduduki kursi kekuasaan hingga 1975.

Uni Soviet adalah negara besar yang terletak di Eropa Timur, membentang jauh hingga Siberia dan Asia Tengah. Uni Soviet didirikan oleh Vladimir Lenin yang berhasil menggulingkan Tsar Rusia, Nicholas II, dalam Revolusi Oktober 1917. Negara ini dipimpin oleh seorang diktator komunis Joseph Stalin sejak 1924, yang mengambil kekuasaan setelah Lenin meninggal.

Meskipun Jerman dan Uni Soviet merupakan sesama negara sosialis, tetapi Uni Soviet bukan antisemit. Yahudi adalah agama terbesar ketiga di Uni Soviet setelah Gereja Ortodoks Rusia dan Islam, itulah yang membuat Poros tak bisa bersekutu dengan negara ini.

Ketiga negara mulai menunjukkan keagresifannya sejak tahun 1930-an. Kebangkitan ekonomi dan militer Jerman meresahkan Inggris dan Perancis, yang trauma akan Perang Dunia I (PD I) yang berakhir pada 1919 dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailles yang sangat merugikan Jerman dan sekutunya. Perjanjian itu diharapkan dapat mengakhiri perang secara permanen, akan tetapi justru menjadi 20 tahun menuju perang baru.

Jepang menyerbu Manchuria dan dengan mudah menduduki Korea. China yang masih dikuasai oleh Partai Kuomintang yang lemah, harus mengakui, bahwa Jepang menguasai separuh negaranya di bagian utara.

Italia, yang masih menjajah Libya, mengikuti pada 1935, menyerbu Abessynia (sekarang Ethiopia) sebagai tanda berdirinya 'Kekaisaran Roma Baru'. Sebelumnya pada tahun 1896, Italia pernah dikalahkan Abessynia saat negara itu mencoba mendapatkan ibukota Addis Ababa.



Benito Mussolini dalam parade kemenangan di Roma atas Abessynia


16 Maret di tahun yang sama, wajib militer diterapkan di Jerman. Setahun kemudian, pasukan Jerman menduduki Rhineland. Italia mengalahkan Abessynia dan mendapatkan Addis Ababa pada 1936. Pasukan China dan Jepang bentrok di dekat Beijing, dan insiden itu disebut "Insiden Jembatan Marco Polo" yang terjadi pada 7 Juli 1937. Setahun kemudian, tepatnya 15 Oktober 1938, tentara Jerman memasuki Sudetenland.

Jerman adalah negara yang paling banyak mengambil andil dalam setiap langkah Poros. Pada 1938, ia merebut Wina, menduduki Austria dan kemudian mengambil Cekoslovakia pada 16 Maret 1939. Setelah kedua negara tersebut jatuh, Jerman mengalihkan perhatiannya pada Polandia.

Inggris dan Perancis berjanji akan membantu, jika Polandia akan menjadi korban selanjutnya. Akan tetapi, Hitler tak pernah mengira janji ini akan dipenuhi. Musim panas 1 September 1939, tentara Jerman menyerbu masuk ke dalam Polandia melalui rawa-rawa yang telah kering. Dua hari kemudian Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru menyatakan perang terhadap Jerman.

Sebelum menyerang Polandia, Hitler telah menandatangani Pakta Non-Agresi dengan Stalin. Hitler tak pernah berniat untuk memenuhi pakta ini. Dia hanya tak ingin Soviet mengganggu, sementara dia sedang sibuk melumat Polandia dan menggilas Eropa Barat. Swedia, Spanyol, Switzerland, dan Portugal segera menyatakan kenetralannya.



Penandatanganan Pakta Non-Agres Soviet-Jerman.
Pakta ini disebut Pakta Agustus 1939


Italia tak mau kalah dengan keberhasilan sekutunya, Jerman. Dengan semangat Italia Irridenta (Italia yang belum dibebaskan), Mussolini memutuskan menyerbu Albania pada 7 April 1939. Setelah berhasil menguasai Kekaisaran Abessynia pada Mei 1936, Italia merasa dirinya cukup kuat untuk terjun lebih jauh lagi ke dalam ranah pertempuran.

Albania dikejutkan dengan serangan Italia melalui Laut Adriatik, laut yang memisahkan Semenanjung balkan dengan Semenanjung Italia. Tentara Italia dengan agresif menyerbu masuk ke dalam Albania yang berhasil dilumpuhkan secara total.

Albania jatuh jauh lebih cepat daripada Abessynia ataupun negara-negara lain yang ditaklukkan Italia. Albania adalah negara paling cepat lengser nomor dua dalam Perang Dunia II (PD II). Italia hanya perlu waktu 5 hari saja untuk merampas Tirana dan menguasai seluruh Albania.



Tentara Italia merayakan kemenangan atas Albania


Belum puas dengan Polandia, Uni Soviet mencoba membentangkan sayapnya ke timur, dan menoleh pada Finlandia. Invasi Uni Soviet terhadap Finlandia ini dimulai pada 30 November 1939. Tentara Merah Uni Soviet menyerbu ke dalam Finlandia, dan mencoba menguasainya meski gagal.

Serbuan kedua kalinya kembali dijalankan, tetapi Soviet harus menerima, bahwa pasukan Finlandia, yang dibantu Spanyol, Swedia, Hungaria, dan militan Estonia, mampu memukul mundur pasukan Soviet, hingga ke perbatasan.



Taktik gerilya yang diterapkan tentara Finlandia dalam Winter War tak sanggup menghentikan langkah Tentara Merah


Melihat keadaan seperti ini, Stalin mulai merasa geram. Dia segera melancarkan 3 juta tentara sekaligus, untuk membungkam Finlandia. Alhasil, Stalin dapat duduk kembali dengan tenang di kursinya. Tentara Merah dengan cepat mampu mendorong tentara Finlandia, yang semakin terdesak ke dalam negaranya.

Dibantu dengan bantuan logistik, serta persenjataan yang lebih memadai, kota-kota penting di Finlandia berhasil direbut, dan Stalin serta para jenderalnya, mulai memandang ibukota Helsinki sebagai tambang emas yang menggiurkan.



Viipuri, kota terbesar kedua di Finlandia yang diberikan pada Uni Soviet seusai Winter War


Melihat keadaannya yang semakin terdesak, pemerintah Finlandia segera menawarkan perundingan dengan Uni Soviet. Tawaran ini diterima, dan perundingan diadakan di Moskow. Ditandatangani pada 12 Maret 1940, Finlandia menyerahkan sebagian Karelia, termasuk tanah genting Karelia, serta lahan besar di utara Danau Ladoga.


Daerah ini termasuk kota Viipuri, kota terbesar kedua di Finlandia yang diserahkan pada Uni Soviet. Viipuri adalah kota industri dan wilayah signifikan di Finlandia yang masih dipegang oleh tentara Finlandia. Penyerahan kota Viipuri mendapat protes keras dari banyak rakyat Finlandia yang merasa pemerintah mereka terlalu 'loyo', tetapi pemerintah Finlandia menganggap Viipuri adalah bayaran murah sebagai pengganti Helsinki dan seluruh Finlandia.



Wilayah Finlandia yang diserahkan pada Uni Soviet


Perang Yang Sesungguhnya



Tentara Jerman berbaris memasuki Polandia, 1 September 1939


Pasukan Jerman, dengan taktik blitzkrieg (langkah kilat), melaju dengan cepat menghajar pertahanan Polandia, dan mendekati ibukota Warsawa dalam waktu satu minggu. Dalih Hitler untuk menyerang Polandia saat itu adalah untuk merebut kota Danzig yang banyak ras Arya-nya. Tapi dalih itu hanyalah dalih palsu belaka.

Polandia yang melihat dirinya tidak siap akan serangan Jerman ini, saking putus asanya, Polandia mengerahkan pasukan kavaleri berkudanya untuk melawan tank-tank dan pesawat Jerman, yang kemudian dibantai habis oleh Jerman tak bersisa.

Belum selesai mengurus Jerman, Polandia dikejutkan kembali dengan serangan Uni Soviet dari timur. Pasukan Soviet menyapu bersih dari timur, sementara Jerman dari barat.

Kemudian, akhirnya bertemulah kedua pasukan tersebut di Warsawa dan membuat garis demarkasi. 20 September 1939, seluruh Polandia sudah jatuh ke tangan Jerman dan Uni Soviet, dan para pemimpin negaranya dipaksa untuk menyelamatkan diri ke Rumania.



Jatuhnya ibukota Warsawa, 1939


Setelah Polandia jatuh, tak ada lagi perang untuk sementara waktu. Secara resmi, Jerman telah berada dalam status perang dengan Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru, tetapi kenyataannya tidak ada pertempuran sama sekali.

Situasi ini disebut Phoney War (Perang Palsu). Situasi ini dimanfaatkan oleh para seniman untuk menggambarkan era perang. Bahkan, ada beberapa yang mengolok-olok Hitler, seperti komedian pantomim "Charlie Chaplin". Sehingga, Hitler pun sangat benci dengan orang itu.



Charlie Chaplin dengan kumis ala Hitler-nya


Di Polandia, orang-orang Yahudi, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia, ditangkapi. Mereka untuk sementara ditampung di Ghetto (tempat terkumuh) Warsawa, sebelum akhirnya dibawa ke kamp tahanan di Auschwitz untuk disiksa. Orang-orang Yahudi yang disiksa dan dibunuh ini disebut korban holocaust, salah satu kejadian paling mengerikan dalam sejarah umat manusia yang akan terus berlanjut, hingga kejatuhan Nazi pada 1945. Phoney War ini lantas oleh para seniman disebut juga sitzkrieg.

Phoney War berakhir pada 9 April 1940, ketika sitzkrieg kembali lagi menjadi blitzkrieg. Jerman mengejutkan Sekutu dengan menyerbu negara-negara Eropa Utara, Denmark dan Norwegia.

Denmark menyerah dengan cepat, sementara Norwegia mencoba bertahan. Inggris dan Perancis segera datang untuk membantu Norwegia yang semakin terdesak. Tujuan utama Hitler menduduki Skandinavia ialah untuk mengambil alih kendali atas Lautan Atlantik, yang bisa memblokir jalur perdagangan Inggris ke Eropa Utara.

Inggris dan Perancis tampak tergesa-gesa dalam menyelamatkan Norwegia, akan tetapi hasilnya sama saja. Norwegia ambruk beberapa bulan kemudian. Ini telah merubah pandangan Perancis terhadap Jerman, karena sebelumnya angkatan perang Perancis cukup percaya diri, mengingat negaranya pernah mengalahkan Jerman pada Perang Dunia I.



Serdadu Jerman meremukkan pertahanan Norwegia


Tapi kali ini berbeda, Jerman yang dulu tidak seperti yang Perancis kira. Jerman dalam 3 dasawarsa telah bangkit dengan jumlah rakyat 3 kali lebih besar daripada Perancis, dan memiliki teknologi tempur yang tinggi serta armada perang yang kuat.

Oleh karenanya, Perancis merasa terancam setelah Norwegia dan Denmark ambruk seketika. Ternyata benar, Hitler telah meminta para jenderalnya untuk menyusun taktik mencaplok Eropa Barat. Hitler memandang Perancis sebagai tempat yang "pas" sebagai tempat tinggal ras Arya.

Hitler tak ingin seperti Uni Soviet yang hanya mendapatkan 11% wilayah Finlandia. Dia ingin menaklukkan Perancis secara utuh, dan kemudian daratan Britania Raya, serta selanjutnya Irlandia.

Perancis segera membuat pertahanan. Berdasarkan pengalaman pada Perang Dunia I, Perancis mengira Jerman akan menyerbu wilayahnya melalui Belgia. Karena itulah Perancis mempersiapkan pasukan yang hebat di perbatasan Belgia.

Hanya ada satu jalur lagi yang bisa digunakan Jerman untuk menyerbu Perancis, yaitu melalui sebuah hutan lebat, dataran tak menentu di Ardennes, sebelah selatan Luksemburg. Perancis tak pernah mengira Hitler akan menyerang lewat jalur ini, sebab mereka yakin, bahwa Hitler bukan seorang yang segila itu dan akan mampu berbuat hal semacam itu.



Pasukan Jerman menembus hutan Ardennes, Luksemburg


Dan benar, ternyata mereka salah. Hitler memang orang gila yang memiliki strategi gila untuk melewati Ardennes. Dia membabat hutan Ardennes dan memaksa tank, kendaraan lapis baja, dan para tentaranya untuk menyeberangi hutan tersebut.

Sempat terjadi kemacetan saat Hitler menggunakan trik ini. Tetapi hasilnya sama saja, Perancis dikejutkan oleh serangan gila ini. Pada 10 Mei 1940, Perancis dan Inggris dikejutkan oleh serangan mendadak yang tak pernah diperkirakan selama ini. Dengan cepat pasukan Jerman melindas Luksemburg, sebuah negara kecil yang menurutnya hanyalah menjadi penghalang tak berarti bagi dirinya untuk menuju Paris.

Luksemburg yang sudah dilindas dan sekarat, tak bisa berbuat apa-apa selain menyerah hari itu juga, menjadi satu-satunya negara dalam Perang Dunia II yang bisa dilumpuhkan hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, dan membiarkan Jerman memasuki Perancis melalui wilayahnya.

Pada hari yang sama itu pula, pasukan parasut Jerman berhasil mendarat di Belanda dan Belgia. Angkatan perang Belanda menyerah pada 15 Mei, selang beberapa jam setelah pengeboman berat di kota Rotterdam.



Belanda menyerah setelah kota Rotterdam luluh lantak


Pasukan gabungan Inggris-Perancis sudah berusaha mati-matian, tetapi pasukan Jerman terlalu perkasa dan berhasil mengepung mereka di sebuah tempat bernama Dunkirk, pesisir utara Perancis, pada 26 Mei 1940.

Belgia mencoba bertahan hingga titik darah penghabisan, akan tetapi hasilnya sama saja. Perjuangan mempertahankan tanah air di Belgia akhirnya terhenti. Belgia telah runtuh pada 28 Mei, ketika raja-nya mengumumkan, bahwa angkatan perangnya sudah berada di ambang batas.

Selama dua bulan berikutnya, tentara yang terkepung di Dunkirk mulai dievakuasi ke Inggris. Tak ada lagi serangan terhadap Perancis hingga 6 Juni. Perancis kini dalam kondisi sendirian. Inggris tak mampu membantu lebih lanjut, karena dirinya pun harus mempersiapkan diri akan kemungkinan terburuk yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Austria, Belgia, Belanda, dan Luksemburg yang menjadi tameng pembatasnya, telah tergilas oleh pasukan Jerman. Semenanjung Hispanik, yaitu Spanyol dan Portugal, netral, dan tak mungkin dia menaruh harapan pada negara kecil seperti Andorra, Liechtenstein, atau Monako yang lebih memilih netral daripada digilas seperti Benelux.

Meskipun akhirnya tentara Perancis mampu mematahkan bala bantuan untuk Jerman yang datang dari Italia, tetapi sesungguhnya Jerman tak membutuhkan bantuan sama sekali dari sekutu lemahnya itu untuk menumpas Perancis.

Setelah itu, tentara Perancis tak dapat berbuat banyak, ketika tentara Jerman menyerbu dengan ganasnya ke negara mereka. Hanya perlu waktu sebelas hari saja bagi Jerman untuk menundukkan Perancis.



Serdadu Jerman memasuki Paris setelah kejatuhan Perancis, 1940


Pada 17 Juni 1940, pemimpin Perancis, Marsekal Petain, menawarkan perundingan dengan Jerman ketika negara itu berhasil menduduki Paris. Perundingan itu akhirnya ditandatangani pada 22 Juni.

Jerman diberikan hak untuk mengendalikan pesisir utara dan perairan Atlantik. Seluruh Perancis takluk pada kekuasaan Jerman. Pemerintahan Perancis yang baru disebut Perancis Vichy, sementara Charles de Gaulle membangun pemerintahan Perancis darurat di London.



Hitler menyempatkan diri berpose di depan Menara Eiffel, setelah tentaranya berhasil kota menduduki Paris


Bersambung :  Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume III : "Akhir Dari Sebuah Tirani")


Baca pula artikel terkait lainnya :
Sejarah Perang Dunia I (Versi Lengkap) 
Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume I)  
Sejarah Perang Dunia II (Versi Lengkap - Volume IV : "Garis Akhir")  

0 komentar:

Posting Komentar