Sepanjang sejarah ilmu pengetahuan abad ke-20, hampir seluruh umat
manusia meyakini penciptaan alam semesta dan tata surya berdasarkan
teori Big Bang. tetapi, seorang penulis yang mendapat kecamanan tahun
1980-an dengan gamblang menerangkan proses terbentuknya tata surya
berdasarkan kajian/pengupasan ayat-ayat AlQuran tanpa hadis. Sungguh
mengejutkan, ulasan yang diterangkan Nazwar Syamsu sangat jelas
menolak teori sarjanawan modern sekelas Einstein dan lainnya yang
dianggap berfaham Atheis, tidak meyakini keberadaan Tuhan, dan bagaimana
Allah telah menciptakan tata surya secara logika.
Semua yang diungkapkan Nazwar Syamsu sangat jelas menceritakan kejadian
asal mula terbentuknya tata surya. Menurutnya, selama ini dunia sains
telah diracuni dengan ide dan teori tanpa akhir dan tidak bisa
dijelaskan atau terputus. Artikel ini menyadur tulisan karya Nazwar
Syamsu yang berjudul 'Alquran Dan benda Angkasa' dimana akan menjelaskan
fakta sebenarnya tentang tata surya.
Nazwar Syamsu Mengupas Penciptaan Tata Surya
Nazwar Syamsu, sosok penulis yang pernah menghebohkan Indonesia diawal tahun 1980-an melalui bukunya 'Tauhid Dan Logika'
dimana pada masa itu pemikiran ini terlalu ilmiah dan sulit diterima
oleh orang awam. Buku-buku yang ditulisnya tidak berdasarkan hadis,
semua pemikiran menggunakan ayat-ayat AlQuran. Dialah orang yang dengan
beraninya menyebarkan pemahaman rasionalisme al-Qur’an ditengah
masyarakat yang waktu itu masih bisa dikatakan sangat tabu untuk
membahas ajaran agama secara bebas apalagi sampai pada tingkat ilmiah.
Majalah Tempo edisi 24 Maret 1984 pernah menceritakan profil dan kisah
Nazwar Syamsu. Setelah tamat Sekolah Desa, Nazwar Syamsu masuk HIS
selama 3 tahun dan tahun 1945 dia mulai belajar ilmu falak pada Syaikh
Muhammad Jamil Jambek di Bukit Tinggi. Di tahun 1956 Nazwar sempat
belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah selama 4 bulan.
Nazwar seorang penggemar ilmu pengetahuan ruang angkasa, yang pada
kahirnya meninggal diusia 65 tahun, 20 November 1983.
Banyak pihak yang tidak menyetujui isi buku yang ditulisnya, mulai dari
Majelis Ulama DKI Jakarta, Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) hingga ke Jaksa Agung dan Menko Polkam mengeluarkan kecaman dan
larangan keras atas penyebaran dakwah karya Nazwar Syamsu yang
diproduksi oleh penerbit Ghalia Indonesia. Jaksa Agung dalam keputusan
pelarangan peredaran kaset yang menyebutkan bahwa kaset-kaset itu
mengandung ajaran ingkar sunnah yang pernah dilarang pemerintah,
sedangkan MUI DKI Jakarta menyebutkannya sebagai pengingkaran hadis.
Nazwar Syamsu tidak sepenuhnya dikategorikan sebagai kaum ingkar sunnah,
dia hanya mengingkari hadis bukan sunnah. Hadis berarti ucapan,
perbuatan atau sikap Nabi yang kemudian dituliskan dan praktis mempunyai
daya ikat. Sedangkan sunnah merupakan tradisi yang tentu saja lebih
abstrak. Maka semua buku yang ditulisnya hanya mengupas Alquran, tidak
ada ditemukan hadis didalamnya.
Perjalanan Para Nabi Di Tata Surya
Telah jelas disebutkan, tanda-tanda yang tertulis dalam AlQuran menjelaskan bahwa Ibrahim
sebagai manusia Bumi yang pertama kali mengetahui susunan sistem tata
surya. Ibrahim mengetahui bahwa ada sebelas planet yang beredar
mengelilingi matahari, bulan mengelilingi Bumi, dan Bumi serta planet
lainnya dihuni makhluk yang berasal dari satu diri. Ibrahim sangat jelas
mengetahui bahwa bintang-bintang angkasa beredar dalam semesta raya
merupakan ciptaan Allah.
Pemikiran Ibrahim berada dibawah kehendak Allah yang kemudian menunjuki berbagai pengetahuan untuk meyakini secara penuh. Atas semua pengetahuan itu, Ibrahim bartindak wajar dan dengan iman yang kokoh diikuti dengan satu doa agar Allah mengirim seseorang dari anak cucunya dalam sistem surya ini sebagai ekspansi manusia dari Bumi.
Pemikiran Ibrahim berada dibawah kehendak Allah yang kemudian menunjuki berbagai pengetahuan untuk meyakini secara penuh. Atas semua pengetahuan itu, Ibrahim bartindak wajar dan dengan iman yang kokoh diikuti dengan satu doa agar Allah mengirim seseorang dari anak cucunya dalam sistem surya ini sebagai ekspansi manusia dari Bumi.
Demikian Kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan-kerajaan planet-planet dan Bumi dan agar dia menjadi yakin (6:75)
Tuhan kami bangkitkanlah pada mereka Rasul dari mereka, untuk menganalisakan pada mereka ayat-ayat-Mu serta mengajarkan Kitab dan pengetahuan, dan mencerdaskan mereka. Bahwa Engkau mulia bijaksana (2:129)
Ibrahim menantang satu kerajaan besar yang penduduknya menyembah
berhala, kemudian mengajarkan kepada mereka tentang pemujaan hakikat
yang menciptakan segala isi alam. Sekalipun ilmu itu dikurniakan kepada
Ibrahim, dia juga memohon suatu keinginan hati kepada Allah sesuai
dengan logika agar diantara anak cucunya nanti dijadikan tokoh besar.
Hal itu tertulis dalam ayat yang penuh logika:
Tidakkah engkau perhatikan orang yang menantang Ibrahim tentang Tuhannya karena Allah memberinya kerajaan? Ketika Ibrahim berkata: "Tuhanku yang menghidupkan dan mematikan," dia berkata: "Akupun menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Bahwa Allah mendatangkan surya dari timur maka datangkanlah dia dari barat," lalu bingunglah orang kafir itu, dan Allah tidak menunjuki kaum yang zalim (2:258)
Ibrahim diajarkan Allah bagaimana susunan sistem tata surya, bagaimana
kejadian Bumi dan planet lainnya, dan bagaimana perubahannya pada zaman Nabi Nuh.
Berdasarkan hal itu Ibrahim bersama anaknya Ismael diperintah untuk
mendirikan Ka'bah yang sampai saat ini berada di Mekkah, sebagai tempat
suci di Bumi, tepat yang diisyaratkan Allah sebagai Mushalla Adam, dan
dulunya Ka'bah menjadi sumbu perputaran Bumi. Ka'bah adalah tempat yang
paling banyak menyimpan rahasia dan pertanda kebesaran Allah. Ibrahim
mengerti betul maksud perintah Allah sehingga dia bersama Ismael tetap
melaksanakan petunjuk yang diberikan.
Proses Penciptaan Tata Surya
Pada waktu dahulu, Tatasurya memiliki 11 planet yang mengorbit matahari
sesuai dengan yang dilihat Nabi Yusuf dalam mimpinya pada ayat 12:4.
Mimpi itu bukan hanya cerita tetapi juga mengandung unsur ilmiah tentang
astronomi yang kemudian sangat berguna bagi anak cucu Nabi Yusuf itu
sendiri, juga bagi siapa saja yang memperhatikan.
Tidakkah orang-orang kafir itu memperhatikan bahwa planet dan Bumi ini dulunya sebingkah (kumpulan hydrogen), lalu Kami pisah-pisahkan keduanya dan Kami jadikan tiap sesuatu yang hidup dari hydrogen? Tidakkah mereka percaya? (21:30)
Dan mereka meminta segerakan siksaan padahal Allah tidak akan mengubah janji-Nya, dan bahwa satu hari pada Tuhan-mu ialah seperti seribu tahun dari apa yang kamu hitung (22:47)
Dia-lah yang menghidupkan kamu dan yang mematikan kamu. Ketika Dia melaksanakan suatu perintah, maka Dia mengatakan padanya: "Adalah," lalu adalah dia (40:68)
Katakanlah: "Apakah kamu akan engkar pada Dia yang menciptakan Bumi dalam dua hari (2000 tahun) dan kamu jadikan untuk-Nya bandingan? Itulah Tuhan seluruh manusia (41:9)
Dan Dia jadikan dari atasnya Rawasia dan memberkahi padanya (dengan ionosfer) dan menentukan padanya waktunya (rotasi dan orbit) dalam empat hari (4000 tahun) bersamaan bagi orang-orang yang bertanya (41:10)
Kemudian Dia selesaikan Tatasurya dan dia berupa gumpalan api, lalu Dia katakan padanya dan pada Bumi: "Datanglah secara patuh atau dalam terpaksa." Keduanya berkata: "Kami datang secara patuh." (41:11)
Maka Dia ciptakan mereka menjadi tujuh planet (diatas orbit Bumi) dalam dua hari (2000 tahun) dan mewahyukan kepada setiap Tatasurya urusannya. Dan Kami hiasi semesta dunia ini dengan bintang-bintang berapi serta penjagaan. Itulah ketentuan Yang Mulia lagi Mengetahui.(41:12)
Dari semua firman Allah menyebutkan bahwa semesta raya diciptakan selama
6000 tahun, terbagi menjadi 2000 tahun untuk pemadatan planet, dan
selama waktu itu ada yang pecah menjadi kecil seperti Mars, Saturnus,
Uranus, Neptunus, dan Pluto. Kemudian selama 4000 tahun terbentuk rotasi
dan orbit masing-masing mengelilingi matahari atau bintang. Semuanya
selesai dalam waktu 6000 tahun, jadi tidak ada bintang yang sedang lahir
dan yang sedang mati begitu pula Bulan yang dulunya dihasilkan dari uap
Bumi atau pecahan bagian Bumi.
Pada waktu 2000 tahun penciptaan Tata surya,
beberapa planet terpecah menjadi lebih kecil dari ukuran semula.
Sementara satu planet yang mengorbit antara Mars dan Jupiter benar-benar
hancur menjadi sekitar 30,000 pecahan masih melayang dalam garis
orbitnya mengelilingi matahari yang disebut planetoid atau asteroid.
Planet yang tidak terpecah waktu itu diantaranya Merkurius, Venus, Bumi,
Jupiter, dan Planet Terbesar yang sampai kini masih utuh dalam
orbitnya.
Sewaktu terjadi transit planet yang pada waktu itu masih belum memadat,
atau ketika beberapa planet berada dalam suatu garis lurus terhadap
Matahari, planet-planet yang kebetulan ada di tengah terpecah karena
pembesaran radiasi dari Matahari. Yang paling parah Planetoid hingga
menjadi butiran-butiran kecil, juga Mars yang sampai kini masih sering
diterpa pembesaran radiasi Matahari karena garis orbitnya langsung
berada di bawah orbit Jupiter yang besar. Demikian pula Pluto yang
mengorbit dibawah 'Planet Terbesar'. Pluto pada mulanya memiliki massa
lebih besar daripada Jupiter, Saturnus, Uranus, atau Neptunus sebanding
dengan semakin jauhnya dari matahari. Tetapi planet ini pecah menjadi
planet kecil, dan hal ini juga karena adanya planet lain yang lebih
besar mengorbit diatasnya.
Antara Matahari dan planet berlaku hubungan kokoh terjalin melalui
magnet, seperti Mars yang berada diantara Matahari dan Jupiter akan
mendapat kelebihan tenaga magnet dari Matahari. Hal ini dinamakan
pembesaran radiasi yang dulunya sempat memecahkan Mars menjadi planet
kecil. Demikian pula berlaku pada beberapa planet lain, lalu Allah
menyatakan penciptaan-Nya atas Tata Surya berlangsung dua hari atau 2000
tahun dan terpecah tertulis dalam ayat 41:12 dan 33:72, kemudian
sempurna selama empat hari atau 4000 tahun hingga dikatakan enam hari
atau 6000 tahun menurut ayat 41:9, 11:7 dan 32:5. Sesudah menjalani masa
penciptaan 6000 tahun, terbentuklah planet-planet kokoh dengan
kecepatan rotasi dan orbit sempurna. Kesemuanya terjalin erat seperti
yang disebutkan 'Syadiidaa' pada ayat 78:12.
Ada banyak ulasan yang disampaikan Nazwar Syamsu diluar dugaan, diluar
keyakinan ilmu pengetahuan modern, menentang teori-teori sarjanawan
Barat yang dianggapnya Atheis. Salah satunya adalah planet terbesar di
tata surya diatas orbit Pluto, dimana sarjanawan Barat menganggapnya
sebagai Planet ke-10 yang tidak bisa dijangkau teropong Bumi. Tapi sejak
14 abad yang lalu, AlQuran telah menegaskan sebuah batas yang bisa
dicapai manusia, dimana rasul pernah berada disini. Ada juga pembahasan
tentang Adam dan istrinya, selama ini cerita yang beredar tentang
sejarah Adam lebih di-doktrin pada ayat Bibel, karena kisah pengupasan
ayat AlQuran menurut Nazwar Syamsu ternyata jauh berbeda. Artikel
mendatang akan mengupas semua karya Nazwar Syamsu yang menceritakan
logika semesta berdasarkan AlQuran.
Referensi
- Alqur'an Dan Benda Angkasa, Al-Qur'an tentang Al-Insan, karya Nazwar Syamsu, Ghalia Indonesia, 1980
- The Sun and planets of the Solar System, image via Wikipedia