Rabu, 12 Desember 2012

Pulau Bersejarah yang Terlupakan

Pulau Onrust merupakan salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust.



Ini dia pulau "ONRUST" . Nama 'Onrust' diambil dari bahasa Belanda yg artinya 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya 'Unrest'.


Terdapat pula sebuah makam yang konon kabarnya merupakan makam dari pemimpin pemberontakan DI/TII yaitu Kartosoewirjo.
Sejak penjajahan bangsa Belanda di Indonesia, Pulau Onrust menjadi pulau yang sangat strategis sekaligus sangat sibuk. Onrust yang memiliki nama lain sebagai Pulau Kapal memang senantiasa sibuk disinggahi kapal-kapal VOC. Selain itu Pulau Onrust menjadi markas Belanda yang penting untuk menyerang daratan Jakarta.
http://www.wreckhunter.net/images/u-boatnight1.JPG
Seiring berkurangnya pengarush Inggris di Hindia Belanda, pada tahun 1848, Belanda masuk kembali ke Pulau ini dan difungsikan sebagai Pangakalan Angkatan Laut. Namun pada tahun 1883, sarana prasarana yang telah dibangun oleh belanda kembali hancur berat akibat gelombang Tidal letusan gunung Krakatau. Pada tahun 1911 s.d. 1933, Pulau Onrust diubah fungsinya sebagai Karantiana Haji. Masyarakat Indonesia pada saat itu yang akan naika haji ke Mekah dikarantina terlebih dahulu di pulau ini baik ketika pergi maupun sepulangnya. Hal ini merupakan taktik dari Belanda untuk menekan pengaruh ulama-ulama pada masa itu. Belanda tahu bahwa pergoalakan/pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada saat itu karena dipengaruhi oleh besarnya kharismatik ulama dimata rakyatnya.

Pada awal masa kemerdekaan, Pulau Onrust dimanfaatkan sebagai rumah sakit Karantina bagi penderita penyakit menular dan penyakit kusta/lepra dibawah penganwasan Departemen Kesehatan hingga awal tahun 1960, dan para penderita penyakit lepra saat ini ditampung di RS Sintahala Tangerang. Selain itu pulau ini juga pernah dimanfaatkan sebagai penampungan gelandangan dan pengemis dan juga latihan militer. Tahun 1968 pulau Onrust dijarah habis-habisan sehingga banguan bersejarah lenyap menyisakan puing-puing saja. Setelah peristiwa tersebut, pulau Onrust menjadi sepi tidak sesuai lagi dengan namanya. 
 
Walaupun sekarang Pulau ini sepi, jejak-jejak kesibukasnnya masih bisa ditelusuri. Beberapa bangunan masih tersisa dan masih dimanfaatkan sebagai penginapan. Sisanya adalah bekas-bekas fondasi bangunan yang menyisakan kepiluan yang menyesakan. Untuk melestarikan peninggalan sejarah yang terdapat di Pulau ini maka berdasarkan kekputusan Gubernur KDKI Jakarta No. Cb. 11/2/16/1972 pulau ini dinyatakan sebagai Pulau bersejarah yang dilindungi. Kemudian melalui SK Gubernur DKI Jakarta 134 tahun 2002 taman Arkeologi Pulau Onrust ditetatpkan sebagai UPT di lingkungan Dinas kebudayaan dan Permusiuman DKI
»»  READMORE...

Selasa, 11 Desember 2012

Palestina Dan Nubuwat Akhir Zaman

Jika disebut kota suci ketiga setelah Mekah dan Madinah, maka dalam beberapa detik akan terlintas dalam benak kita bahwa yang dimaksud tiada lain kecuali Al-Quds. Benar, Al-Quds, atau Al-Aqsha, Palestina, adalah kata yang tidak asing bagi mayoritas kaum muslimin. Hati kaum muslimin di Indonesia pun lebih dekat dengan Al-Aqsha dari pada Istiqlal atau bangunan lainnya di negeri ini.

Al-Aqsha, atau Baitul Maqdis disebutkan dalam banyak riwayat hadits dan atsar. Tentang keagungan dan keutamaannya, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa Masjidil Aqsha adalah masjid tertua kedua di muka bumi. Masjidil Aqsha juga merupakan kiblat pertama kaum muslimin. Baitul Maqdis sendiri merupakan salah satu dari tiga kota suci yang dianjurkan untuk diziarahi dengan niatan ibadah.[1] Tentang keutamaan shalat di Baitul Maqdis, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa ia setara dengan 500 kali dibanding dengan masjid lainnya. Palestina sendiri termasuk negeri yang didoakan agar mendapat berkah. Dan terakhir, Rasulullah pernah berkunjung ke Palestina dan shalat di Masjidil Aqsa pada malam Isra’.

Secara geografis, Palestina memiliki kedudukan yang sangat strategis di mata dunia Internasional. Tanah bukit Moria, sebuah dataran tinggi yang di atasnya berdiri Masjidil Aqsha dan Masjid Qubbatush Shahra, yang luasnya kurang dari 4 kali lapangan sepakbola, kini telah diperebutkan oleh lebih dari 3 milyar umat manusia.

Di samping faktor geografis dan keutamaan lainnya yang dinubuwatkan, Palestina juga menyimpan banyak misteri di akhir zaman. Negeri ini telah dinubuwatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sebagai negeri paling unik. Realita yang kita saksikan sampai hari ini tentang Palestina merupakan gambaran kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Pergolakan politik dan pertikaian serta konflik antara umat Islam dengan Yahudi sebenarnya telah diberitakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Berikut ini merupakan penjelasan dari nabi tentang Palestina di akhir zaman.

1. Palestina Akan Menjadi Bumi Ribath Sampai Akhir Zaman
Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam.”[2]

Tentang negeri Syam yang disebutkan dalam hadits di atas, riwayat di bawah ini memperjelas bahwa negeri Syam yang dimaksud adalah Palestina. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullahshalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berada di atas kebenaran, mengalahkan musuh-musuhnya, dan orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka kecuali sedikit musibah semata. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” “Wahai Rasulullah, di manakah kelompok tersebut?” tanya para sahabat. “Mereka berada di Baitul Maqdis dan pelataran Baitul Maqdis.”

Maka, berbagai pertanyaan yang terus menggelayuti benak setiap muslim; mengapa konflik di Palestina dan pertikaian antara umat Islam dan Yahudi tak kunjung usai, barangkali bila dilacak dari sudut pandang takdir bisa dijawab dengan hadits ini. Sungguh, negeri Palestina tidak akan pernah sepi dari peperangan antara kaum muslimin dengan musuh-musuhnya. Dan, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat di atas, musibah apapun yang ditimpakan oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin di Palestina, hal itu tidak memberikan madharat kecuali sedikit musibah. Maknanya, bahwa sehebat apapun gempuran musuh yang ditimpakan terhadap umat Islam di Palestina, maka hal itu tidak akan pernah membuat komunitas di negeri itu lenyap. Ada semacam jaminan bahwa umat Islam di negeri itu akan tetap eksis. Dan jihad di negeri itu akan terus berlanjut sampai akhir zaman; sampai kaum muslimin berhasil mengalahkan Dajjal.

Riwayat di atas juga boleh jadi menjadi isyarat tentang mustahilnya bagi umat Islam untuk berhijrah meninggalkan Palestina secara total; sedahsyat apapun gempuran musuh atas mereka. Janji Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bahwa serangan musuh hanya akan menimpakan sedikit musibah atas mereka menjadibisyarah (kabar gembira) bahwa negeri ini tidak akan pernah mampu ditaklukkan oleh musuh. Pasti, akan selalu ada segelintir umat yang akan bertahan untuk mempertahankan negeri ini !

2. Palestina Akan Menjadi Bumi Hijrah di Akhir Zaman
Nubuwat lain yang juga menakjubkan adalah bahwa negeri Paletina ini akan menjadi bumi hijrah akhir zaman. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan terjadi hijrah sesudah hijrah, maka sebaik-baik penduduk bumi adalah orang-orang yang mendiami tempat hijrah Ibrahim, lalu yang tersisa di muka bumi hanyalah orang-orang yang jahat. Bumi menolak mereka, Allah menganggap mereka kotor, dan api akan menggiring mereka bersama para kera dan babi.” [3]

Jika riwayat tersebut dikorelasikan dengan hadits lain yang menceritakan perjalanan Imam Mahdi dan kaum muslimin dalam memerangi musuh-musuhnya, maka boleh jadi nubuwat di atas terjadi di masa Al-Mahdi. Hal itu Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah shalallahu alaihi wasallambersabda: “Allah memberitahukan kepada Isa dengan firman-Nya, “Tiada seorang pun yang mampu melawannya, karena itu bawalah hamba-hamba-Ku (yang baik-baik) ke gunung Thur.” Lalu Allah membangkitkan (mengutus) Ya’juj dan Ma’juj, mereka segera datang dari seluruh tempat yang tinggi. [4]

Gunung Thur, sebagaimana yang termuat dalam riwayat di atas merupakan bagian dari negeri Syam, meskipun ia tidak berada tepat di dalam Palestina. Tetapi wilayah tersebut masih masuk dalam bagian negeri hijrahnya nabi Ibrahim as. (Syam). Wallahu A’lam.

3. Palestina Akan Menjadi Tempat Tegaknya Khilafah di Akhir Zaman
Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Hawalah Al-Azdi. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya, “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini.”

Jika merujuk pada riwayat yang menyebutkan penaklukkan kaum muslimin di akhir zaman, maka kemungkinan tegaknya khilafah di bumi Baitul Maqdis itu terjadi di zaman Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat, bahwa di masa Al-Mahdi kelak Dajjal akan dikalahkan, dan tempat terbunuhnya Dajjal sendiri berada di Bab Ludd-Palestina. Setelah tewasnya Dajjal di tangan nabi Isa as, maka kaum muslimin terus memburu Yahudi dimanapun mereka bersembunyi. Setiap benda, baik pohon, batu maupun lainnya akan berbicara dan memberitahukan keberadaan Yahudi yang bersembunyi. Hanya satu jenis pohon yang akan diam dan melindungi Yahudi, yaitu pohon Gharqad, sesungguhnya ia termasuk salah satu dari pohon Yahudi.

4. Palestina Akan Menjadi Tempat Bertahannya Iman di Akhir Zaman
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang hal ini :
Dari Salamah bin Nufail Al Kindi ia berkata,’ Saya duduk di sisi Nabi shalallahu alaihi wasallam, maka seorang laki-laki berkata,” Ya Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda perang dan menaruh senjata. Mereka mengatakan,” Tidak ada jihad lagi, perang telah selesai.” Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallammenghadapkan wajahnya dan besabda,” Mereka berdusta!!! Sekarang, sekarang, perang telah tiba. Akan senantiasa ada dari umatku, umat yang berperang di atas kebenaran. Allah menyesatkan hati-hati sebagian manusia dan memberi rizki umat tersebut dari hamba-hambanya yang tersesat (ghanimah). Begitulah sampai tegaknya kiamat, dan sampai datangya janji Allah. Kebaikan senantiasa tertambat dalam ubun-ubun kuda perang sampai hari kiamat. Dan Allah telah mewahyukan kepadaku bahwa aku akan diwafatkan. Aku tidak akan kekal di dunia ini, dan kalian akan saling menyusulku, sebagian kalian memerangi sebagian yang lain. Dan kampung halaman kaum beriman adalah Syam.”

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak Al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka aku mengikuti kepergiannya dengan pandangan mataku. Tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang terang-benderang mengarah ke Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman pada saat terjadi beragam fitnah berada di Syam.”

5. Palestina Menjadi Salah Satu Tempat Berlindung Dari Dajjal
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:
“Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. ……. Ia menetap di bumi selama empat puluh hari. Ia bisa mencapai setiap jengkal muka bumi kecuali empat masjid; masjidil Haram, masjidi Madinah, masjid Ath-Thur dan masjidil Aqsha. Ia tidak akan samar-samar lagi bagi kalian, karena Rabb kalian tidaklah buta mata sebelah (sementara Dajjal buta sebelah matanya).”[5]
[1]. Rasulullah saw bersabda: “Tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan jauh ke masjid-masjid tertentu dengan niatan ibadah kecuali kepada tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa. HR. Bukhari: Kitabut Tathawwu’ no. 1115 dan Muslim: Kitabul Hajj no. 2475.
[2]. HR. Bukhari: Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim: Kitabul Imarah no. 3548.
[3]. HR. Abu Daud
[4] Shahih Muslim, Bab Dzikr Ad-Dajjal 18: 68-69
[5] HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 2934.
»»  READMORE...

Rahasia Ketangguhan Gaza

Mereka menjadi kuat dan mulya karena menjalani hidup sepenuhnya diatas agama NYA ”

Saya lalu teringat pada sebuah moment 10 tahun lalu ketika tokoh dan pemimpin perjuangan mereka ditanya dalam sebuah forum ,” Apa rahasianya sehingga pejuang pejuang Palestina memiliki semangat , kesabaran dan keberanian perjuangan yang sangat menakjubkan ?”

” Kuncinya adalah ini ,kami mendidik generasi kami dengan ini ,” jawab sang tokoh tersebut sambil mengacungkan mushaf Al Quran…..

Nah sahabat sahabatku , kali ini saya ingin mengajakmu menelusuri fakta kehidupan manusia manusia Gaza lebih jauh , bagaimana wujud denyut realitas Qur’ani ditengah tengah mereka :

1.Saat sejumlah anggota DPR RI kita dari komisi 1 berkunjung ke kota Gaza pada pertengahan 2010 , anggota dewan kita mendapati fakta yang unik.

Apa itu ?
Ketika tiba waktu sholat dhuhur ,para anggota dewan kita menanyakan dimana tempat untuk mengambil air wudhu. Yang aneh ,setelah mereka menuju ketempat ber wudhu itu , tidak satupun pejabat pejabat Gaza yang kelihatan ikut berwudhu.

Ketika ditanya mengapa mereka tidak ikut berwudhu , inilah jawaban mereka :

” Kami semua disini terbiasa dalam keadaan berwudhu , sebab kota Gaza ini adalah kota yang sewaktu waktu bisa di serang dan dihancurkan oleh Israel . Nah dengan keadaan selalu berwudhu , berarti kami sudah dalam keadaan suci ketika terbunuh dan mati syahid menghadap Allah ”

2. Masih juga bersumber dari berita yang dibawa pulang oleh anggota dewan kita seperti yang saya ceritakan diatas, ada potret lain yang tidak kalah mengagumkannya.

Disebuah tenda pengobatan umum yang didirikan oleh dokter dokter relawan yang datang dari seluruh dunia untuk membantu menangani korban pasca serangan Israel ke Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009 , ada seorang anak laki laki usia SD yang keluar masuk berjualan minuman.

Dokter dokter yang tengah bekerja di tempat itu merasa iba , lalu mereka mengumpulkan uang diantara mereka untuk diberikan kepada anak SD itu .Setelah terkumpul banyak dan ketika hendak diberikan kepada anak laki laki ‘pedagang asongan itu’ , tiba tiba terucaplah kalimat mulya ini :

” Dokter ,rezeki yang saya terima dari Allah dari berjualan minuman ini sudah cukup.Jadi sebaiknya uang ini berikan saja kepada pemuda pemuda pejuang kami yang berjihad berperang melawan Yahudi Israel ”

3. Para pejuang Gaza yang pemberani selalu saja menjadi idola anak anak kecil disana .Tetapi mereka tidak mudah menemukan pemuda pemuda pejuang itu dalam kehidupan normal , karena mereka menyembunyikan identitas diri mereka sebagai pejuang demi keamanan gerak mereka .

Tetapi ada fakta unik tentang cara menemukan mereka .Ketika para ibu ditanya oleh anak anak mereka dimana mereka bisa berjumpa dan menemukan para pejuang Gaza yang tergabung dalam HAMAS itu, ibu ibu itu akan berkata :

” Temukan mereka dibelakang imam sholat lima waktu dimasjid masjid tempat kalian sholat. Sebab para pejuang itu selalu berusaha menempati posisi tepat dibelakang imam sholat sata mereka melaksankan sholat lima waktu “.

Ya spirit Qur’ani begitu kuat dalam denyut kehidupan ibadah mereka , sehingga mereka selalu berusaha TEPAT WAKTU dan BERADA DI SHAF TERDEPAN DI BELAKANG IMAM saat sholat lima waktu.

4. Pada serangan Israel ke Gaza Desember 2008 – Januari 2009 terungkap fakta penting ini.
Walaupun Israel datang dengan kekuatan tentara yang sangat besar yaitu 147.000 pasukan dan Gaza hanya dipertahankan oleh hanya 20.000 pejuang ,Gaza tidak bisa dikuasai bahkan Israel minta gencatan sejata terlebih dahulu.

Nah selama perang berlangsung itu , pejuang pejuang Gaza selama berada di parit parit pertempuran dan menunggu terjadinya moment moment tembak menembak berikut nya yang tidak pasti kapan akan berlangsung lagi , mereka mengisi waktu waktu luang dengan banyak membaca Al Quran yang mereka hafal , sehingga jiwa mereka lebih TENANG , KUAT ,BERANI dan BERPASRAH TOTAL kepada ALLAH

5. Pada Maret 2009 saya menerima kiriman foto yang masuk ke kota email saya dari seorang kawan .
Yang menakjubkan semua foto itu ternyata menampilkan gambar para penduduk Gaza , mulai dari yang anak anak hingga yang lanjut usia yang kelihatan tetap sholat berjamaah diatas reruntuhan masjid yang sudah diluluhlantakkan oleh serangan brutal Israel.

Itulah denyut kehidupan Qur’ani sehari hari yang telah membentuk manusia manusia Gaza menjadi pejuang pejuang yang TANGGUH dan MULYA hingga serangan Israel yang brutal itu terjadi lagi dalam hari hari ini
»»  READMORE...

Keanehan di Jalur Gaza

Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat

Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

SuaraTak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya

Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa. Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
»»  READMORE...

Sejarah “Re-Historical Borobudur” di Mulai dari sini




Untuk sekadar mengingatkan kembali bagaimana pentingnya kita menghargai sejarah dan benda-benda peninggalan berupa artefak-artefak, candi, prasasti, atau yang lainnya, marilah kita melihat bagaimana Candi Borobudur direkonstruksi sehingga menjadi bangunan yang megah dan termasuk tujuh keajaiban dunia. Untuk mengawalinya kita perlu melihat bagaimana nama dan Candi Borobudur diketahui.
Hutan belakar
 
Sekira tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur. Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar. Kemudian pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825.
 
Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.
 
Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang menafsirkannya, di antaranya Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada nama tempat. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas sebuah bukit. Sedangkan Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala: rasa sagara kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra. Dalam prasasti didapatlah nama Bhumisambharabhudhara yang berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah-arwah leluhurnya.
 
Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.
 
Dalam teks pelajaran sejarah: disebutkan bahwa candi Borobudur dibuat pada masa Wangsa Syailendra yang Buddhis di bawah kepemimpinan Raja Samarotthungga. Sedangkan yang menciptakan candi, berdasarkan tuturan masyarakat bernama Gunadharma. Pembangunan candi itu selesai pada tahun 847 M. Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarotthungga, dan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani. Katanya Candi Borobudur dibangun oleh Dinasti Sailendra antara tahun 750 dan 842 Masehi. Candi Buddha ini kemungkinan besar ditinggalkan sekitar satu abad setalah dibangun karena pusat kerajaan pada waktu itu berpindah ke Jawa Timur.
 
Sebelum dipugar, Candi Borobudur berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak candi yang baru ditemukan sekarang ini. Ketika kita mengunjungi Borobudur dan menikmati keindahan alam sekitarnya dari atas puncak candi, kadang kita tidak pernah berpikir tentang siapa yang berjasa membangun kembali Candi Borobudur menjadi bangunan yang megah dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia ini.
 
Pemugaran selanjutnya, setelah oleh Cornelius pada masa Raffles maupun Residen Hatmann, dilakukan pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai kepada ajaran-ajaran yang dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan bentuk Candi Borobudur. 
 
Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana. Oleh sebab itu, para pemugar harus memiliki sekelumit sejarah agama ini di Indonesia. Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu rumpun. Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang secara geografis berada pada satu jalur.
425602_2750689814338_2082135587_n 
 
Materi candi
Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. 
 
Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. 
 
Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Tetap menjadi suatu misteri,sekedar tambahan candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia dengan tinggi 34,5 meter dan luas bangunan 123 x 123 meter. Di dirikan di atas sebuah bukit yang terletak kira-kira 40 km di barat daya Yogyakarta, 7 km di selatan Magelang, Jawa Tengah.
Menurut hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa.
 
Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Dan itulah salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.
 
Melihat kemegahan bangunan Candi Borobudur saat ini dan candi-candi lainnya di Indonesia telah memberikan pengetahuan yang besar tentang peradaban bangsa Indonesia. Berbagai ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp. Kita patut menghargai usaha-usahanya mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam membangun kembali candi ini.
 
Sampai saat ini ada beberapa hal yang masih menjadi bahan misteri seputar berdirinya Candi Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu, cara mengangkut batu dari daerah asal sampai ke tempat tujuan, apakah batu-batu itu sudah dalam ukuran yang dikehendaki atau masih berupa bentuk asli batu gunung, berapa lama proses pemotongan batu-batu itu sampai pada ukuran yang dikehendaki, bagaimana cara menaikan batu-batu itu dari dasar halaman candi sampai ke puncak, alat derek apakah yang dipergunakan? Mengingat pada masa itu belum ada gambar biru (blue print), lalu dengan sarana apakah mereka itu kalau hendak merundingkan langkah-langkah pengerjaan yang harus dilakukan, dalam hal gambar relief, apakah batu-batu itu sesudah bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan polos baru dipahat untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana gambar itu dipahat, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas? Dan masih banyak lagi misteri yang belum terungkap secara ilmu pengetahuan, terutama tentang ditemukannya ruang pada stupa induk candi. Restorasi di tahun 1974-1983
 
 
Harta karun
Pemugaran selanjutnya dilakukan pada tahun 1973-1983, selang 70 tahun dari pemugaran yang dilakukan van Erp. Pemugaran ini dimaksudkan tiada lain sebagai upaya melestarikan budaya yang tak ternilai harganya. Inilah “harta karun” yang sesungguhnya tak bisa dihargai dengan uang apalagi dijual untuk membayar utang. Kesadaran masyarakat untuk ikut mengamankan bangunan candi sangat diharapkan termasuk juga dari para wisatawan.
 
Penggalian, penelitian, dan rencana pemugaran terhadap candi-candi atau benda-benda bersejarah lainnya yang baru-baru ini ditemukan tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Pemugaran bangunan budaya dan kepurbakalaan tidak semudah pembangunan gedung modern. Setiap bentuk bangunan budaya memiliki makna yang khusus dan hal ini tidak dapat diabaikan di dalam pemugaran bangunan kuno tersebut. Oleh sebab itu butuh dukungan dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Upaya membangun kembali sebuah simbol-simbol peradaban yang pernah hilang berarti semakin membuka mata-hati kita tentang sejarah peradaban manusia Indonesia yang kaya dengan ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan demikian, kita akan menjadi manusia berbudaya yang mampu menghargai budayanya sendiri sebagai bentuk jati diri dan identitas bangsa yang mandiri.
 
Akhirnya, kita harus membangkitkan kembali gairah menghargai benda-benda cagar budaya yang bukan hanya menjadi kekayaan masyarakat dan bangsa, melainkan juga menjadi kekayaan ilmu pengetahuan yang akan terus mengungkap fakta-fakta sejarah itu. Menikmati keindahan dan menjaga kelestariannya merupakan salah satu bentuk kepedulian yang sangat berarti. Tentunya peran lembaga yang berkaitan dengan perlindungan benda-benda cagar budaya perlu ditingkatkan dengan memberikan pemahaman, pengertian dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga dan melestarikan benda-benda tersebut.
 
Perlindungan hukum pun harus ditegakkan secara konsisten sehingga tidak terjadi lagi kepincangan-kepincangan hukum yang menyisakan rasa ketidakadilan bagi masyarakat, seperti halnya kasus peledakan Candi Borobudur pada 1983.
 
Namun, sampai sekarang Candi Borobudur masih menyimpan sejumlah misteri. Sejumlah misteri itu misalnya, siapa yang merancang Candi Borobudur, berapa jumlah orang dipekerjakan untuk membangun candi tersebut, dari mana saja batu untuk membangun candi ? Filosofi apa yang digunakan untuk membuat candi tersebut ? Tetapi yang pasti candi ini merupakan aset penting bagi Indonesia di mata dunia internasional. Kita harus bangga dan selalu menjaga kelestariannya.
wfo25vug
ANCIENT LOTUS LAKE OF BOROBUDUR, ARTICHLES
ANCIENT LOTUS LAKE OF BOROBUDUR, ARTICHLES
302157_193972470671419_100001760013591_415868_705074524_n
67483_1586869504661_1023504567_31630845_7388086_n
»»  READMORE...

Borobudur: Filosofi dan Sejarah yang Terkubur

1342725736501309491
Candi borobudur. Sejarah dan filosofi buddha yang terkubur (sumber photo: http://www.gameedukasi.com/2012/06)


Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa. Namun berbeda dengan piramida raksasa Mesir dan Piramida Teotihuacan Meksiko, piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Inilah salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Buddhis di Indonesia.

Ada beberapa versi seputar waktu pembangunan candi Borobudur. Sebagian berpendapat, masa pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu sekitar 1 abad, antara 750-847 M dalam 3 generasi kerajaan Buddhis Mataram Kuno Wangsa Syailendra. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarattungga, dan diselesaikan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani.

Sedangkan menurut Prof. JG. De Casparis, berdasarkan pada Prasasti Karang Tengah menyebutkan tahun pendiriannya, yaitu Tahun Sangkala: rasa sagara kstidhara, atau tahun Caka 746 (824), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra. Casparis memperkirakan candi Borobudur dibangun oleh raja Samarattungga pada tahun 824 M. Berdasarkan prasasti Kulrak (784M) pembangunan candi itu selesai pada tahun 847 M, yaitu oleh putrinya, Ratu Dyah Pramudawardhani.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan candi dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddhis Tantra Vajrayana. Arsitektur yang menciptakan candi, berdasarkan tuturan masyarakat bernama Gunadharma. 

Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana. Menurut hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. 

Sejarah asal nama Borobudur sendiri, beberapa ahli purbakala mengungkapkan versi berbeda. Menurut Prof. Dr. Poerbotjoroko, Borobudur berasal kata Bhoro dan Budur. “Bhoro” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kompleks “candi, bihara atau asrama,” sedangkan kata “budur” merujuk pada bahasa Bali, “beduhur” yang berarti “di atas.” Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti “bihara di atas sebuah bukit.” Sedangkan menurut Casparis, berdasarkan prasasti Karang Tengah, Borobudur berasal dari BhūmiSambhāraBhudhāra yang dalam bahasa sansekerta berarti “Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa.
1342727648440988685
Gambar potongan candi borobudur dari samping, ada 3 tingkat, Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. (sumber photo: http://rifkymedia.wordpress.com)


Candi Borobudur sendiri memiliki 10 tingkat yang menggambarkan filsafat mazhab Mahayana. 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama di puncaknya. Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan 10 tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Tingkatan pada bangunan candi Borobudur melambangkan 3 tingkatan filosofi ajaran Budha yakni :
1. Kamadhatu (ranah hawa nafsu), yaitu dunia yang masih dikuasai oleh hawa nafsu, Bagian ini diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Disini terdapat 160 relief cerita Karmawibhangga namun saat ini tersembunyi karena tertutup struktur.

2. Rupadhatu (ranah berwujud), yaitu dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Bagian ini terdiri dari empat lorong dengan 1300 gambar relief dengan panjang seluruhnya 2,5 km.

3. Arupadhatu (ranah tak berwujud), yaitu dimana manusia sudah terbebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Denah lantai berbentuk lingkaran. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. 

Tingkatan tertinggi ini dilambangkan dengan stupa yang terbesar dan tertinggi, stupa polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan arca Buddha belum selesai (unfinished Buddha), yang semula disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan patung yang salah dalam pembuatannya tidak boleh dirusak.
1342726656113223659
Unfinished Buddha. Stupa terbesar dan tertinggi yang belum selesai. sumber phot: http://travel.nationalgeographic.com/travel/world-heritage)


Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang sebagai jalan sempit dibatasi dinding yang mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah yang setiap bulan purnama penuh bulan Mei atau Juni menjadi pusat peringatan Waisak bagi umat Budha. 

Relief-relief yang terpahat di setiap tingkatan ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, bergerak searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang yang terletak di bagian timur. 

Sedangkan relief-relief candi yang beejumlah total 1.460 pigura, secara berurutan menceritakan makna filosofi sebagai berikut:
1. Karmawibhangga, sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, menggambarkan hukum karma. Pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita terpisah yang mempunyai korelasi sebab akibat. Secara keseluruhan relief sejumlah 160 pigura ini menggambarkan kehidupan manusia dalam lingkaran lahir-hidup-mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. 

2. Lalitawista, menggambarkan riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang  berarti “hukum” dengan lambang roda.

3. Jataka dan Awadana. Jataka menceritakan tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain, sebagai tahapan persiapan menuju ketingkat ke-Budha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana (perbuatan mulia kedewaan), dan kitab Awadanasataka (100 cerita Awadana). 

Pada relief candi Borobudur, jataka dan awadana sejumlah 720 pigura yang tersebar di tingkat 1 dan 2, terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala (untaian cerita Jataka), karya penyair Aryasura (abad 4 M).
4. Gandawyuha, deretan relief di dinding lorong ke-2, adalah cerita tentang pengembaraan Sudhana dalam mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
1342726881467204448
Foto Borobudur pertama kali pada tahun 1873. (sumber photo: http://viiphoto.ning.com/profiles/blogs/candi-borobudur)


Dalam sejarahnya, candi Borobudur sendiri baru diketemukan pada 1814 – Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar. Borobudur sudah mengalami setidaknya 4 kali pemugaran dengan total waktu lebih dari 29 tahun. Pemugaran pertama dilakukan pada masa pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1907-1911 oleh Theodoor van Erp, seorang ahli teknik bangunan Genie Militer. Pemugaran ke-2 berjalan selama 14 tahun, dimulai dari tahun 1926 dan berhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II. 

Pemugaran ke-3 memakan waktu 11 tahun, 1973-1984, yang merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan UNESCO dan dikerjakan oleh badan khusus International Consultative Committee (ICC) di bawah ketua Prof.Ir.Roosseno, dengan total biaya 7.750 juta US dollar. UNESCO menyediakan 5 juta US dollar dan sisanya  ditanggung pemerintah Indonesia. Pada tahun 1985 pemugaran harus dilakukan kembali setelah terjadi serangan bom teroris yang mengakibatkan kerusakan beberapa stupa pada Candi Borobudur. 

Pada tahun 1991, Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Dan di tahun 2012 ini, Guinness World Records di London, Inggris, mencatatkan secara resmi Candi Borobudur sebagai situs arkeologis Candi Buddha terbesar di dunia. Pencatatan itu dilakukan pada 27 Juni 2012 dan telah berhasil mendapatkan nomor klaim yang menyatakan Candi Borobudur yang menjadi UNESCO world heritage list nomor 592 (1991) sebagai situs arkeologis candi Buddha terbesar di dunia.
»»  READMORE...