Selasa, 29 April 2014

Ditemukan: Gunung Api Mega Besar Dibawah Samudera Pasifik!

Satu lagi gunung berapi super besar ditemukan di bumi. Gunung berapi ini tidak tinggi, namun gunung berapi ini adalah yang terbesar. Dan bukan hanya yang terbesar di bumi saja, namun juga yang terbesar di sistem tata surya kita.

Seperti yang dilansir oleh The Verge (5/9/13), para peneliti dari University of Houston telah menemukan sebuah struktur yang telah lama menghilang di bawah Samudera Pasifik. Gunung ini sangat besar, bahkan begitu besarnya hingga tak begitu tampak sebelumnya.


gunung-tamu massif map 

Struktur yang berbentuk gunung berapi bernama Tamu Massif ini rupanya juga memiliki ukuran yang tak main-main.

Gunung ini dinamai TAMU singkatan dari Texas A & M University. Sedangkan “Massif” adalah sebutan untuk berbagai jenis struktur pegunungan.
Dalam hal ini Tamu Massif termasuk tipe Shield volcano atau gunung yang kubah atau kawahnya masih menutup.

Temuan gunung ini sebanding dengan ukuran New Mexico atau Kepulauan Inggris. Begitu besarnya gunung ini hingga terlihat tak terlalu tinggi yang diakibatkan oleh maha luasnya gunung ini.

Masih menurut peneliti, lebar dari gunung api ini saja, sekitar 643 km. Namun semuanya masih ada dibawah lautan luas, yaitu dibawah Samudera Pasifik.
Posisi gunung super besar ini ada di sebelah Barat Laut dari Samudera Pasifik yang dikenal sebelumnya sebagai daerah Shatsky Rise dan negara yang paling dekat dengan gunung ini adalah Jepang (lihat via satelit).

Jadi dari Jepang arahnya ada di sebelah timur dari Jepang atau berada sekitar 1.600 kilometer (990 mil) dari pantai Jepang.

gunung tamu massif Shatsky Risetamu massif map 02


Geologi Gunung Tamu Massif

Puncak gunung Tamu Massif masih berada sekitar 2.000 meter (2 km) dibawah muka lautan Pasifik atau sekitar 6.500 kaki. Dan penampang taau alasnya gunung Tamu Massif ini memanjang sekitar 6,4 kilometer atau 4 mil.
Sedangkan luasnya area gunung ini selebar 450 kilometer sampai 650 kilometer (280 mil × 400 mil) atau lebih dari 260.000 kilometer persegi (100.000 sq mil).

underwater-mega volcano
 Perbandingan gunung tertinggi di planet Bumi, Mauna Loa Hawaii (garis hijau) , gunung tertinggi di tata surya, Olympus yang ada di planet Mars (garis biru) dan gunung terbesar di planet Bumi, Tamu Massif (garis kuning)


Kubah bulat memanjang di area seluas 280 sampai 400 mil (450 kilometer dengan 650), dengan total lebih dari 100.000 mil persegi, jauh lebih besar dari gunung Mauna Loa (2.000 mil persegi)

Artinya, hanya 20% lebih kecil dari Mars raksasa gunung Olympus Mons di Mars yang merupakan gunung terbesar setata surya.
Jika dibandingkan, maka ukuran gunung berapi Tamu Massif ini sama lebarnya dengan kepulauan Inggris Raya dan bisa disejajarkan lebar kawasannya dengan Olympus Mons.

Selama ini diketahui bahwa gunung tertinggi di planet Bumi adalah gunung Mauna Loa di Hawaii yang membuat hingga pulau Hawaii dapat muncul ke atas permukaan Samudera Pasifik yang sangat dalam.

Sedangkan untuk gunung Everest sebenarnya adalah gunung yang tertinggi yang diukur hanya dari atas permukaan air laut hingga ke puncaknya saja.
Artinya jika Everest dibandingkan dengan Mauna Loa dari kaki gunung masing-masing, maka Everest masih kalah dalam hal tingginya dibanding Mauna Loa. Sedangkan gunung tertinggi di tata surya masih disandang oleh gunung Olympus Mons yang ada di planet Mars.


gunung-tamu massif google earth


Kembali ke gunung “bawah laut” Tamu Massif yang lebarnya ratusan kilometer, maka gunung ini luasnya melebihi gunung-gunung di planet bumi yang dikenal selama ini sebagai “Super Volcano”.

Lalu para peneliti mengkategorikan gunung Tamu Massif yang luas kawasannya mencakup wilayah ratusan kilometer ini sebagai “Mega Volcano“.
Menurut perhitungan, Tamu Massif diperkirakan terbentuk sekitar 145 juta tahun lalu. Penemuan sebagai gunung berapi tunggal di dalam area Shatsky Rise ini membuat gunung ini sebagai gunung berapi terbesar di Bumi, melebihi Mauna Loa.

“Kami tahu ini merupakan sesuatu yang berapi. Masalahnya kami tak mengetahui apa yang sebenarnya ada di sana. Kami tak mengetahui strukturnya dengan jelas,” kata William Sager, pemimpin penelitian.
tamu massif map 3DPenemuan gunung berapi terbesar ini sendiri pertama kali dilakukan dengan menggunakan kapal untuk menuju Pasifik. Peneliti kemudian berhenti di Shatsky Rise, sebuah semenanjung yang kemudian diketahui berada dalam struktur Tamu Massif yang seluruh massanya terdiri dari basal.
Struktur lerengnya sangat bertahap, mulai dari kurang dari setengah derajat hingga satu derajat didekat puncaknya.

Dengan menggunakan lineations magnetik, ada tiga bathymetric (batimetri) tertinggi dan punggung bukit rendah yang menyiratkan ada tiga gunung berapi yang terpisah, tetapi model kepala yang menyembul menunjukkan bahwa gunung ini adalah gunung berapi tunggal yang besar. Artinya, jika meledak maka lelehan magmanya akan meluber ke mana-mana. (The Verge/Merdeka/Wikipedia)

Tamu Massif:Largest volcano on Earth found, scientists say
»»  READMORE...

BUKTI KEBENARAN AL QURAN DI PUNCAK EVEREST

puncak everest
Assalamu alaikum warahmatullahi Wabarakatuu,,,

Berdasarkan penelitian, gunung Everest ini dulunya bukanlah gunung, tapi dasar laut. Lebih 60 juta tahun dulu, terjadi pergerakan lempeng tiktonik bumi yang bergerak sepanjang waktu dan akhirnya bertabrakan. Akibatnya, satu piring terangkat ke atas, satu lagi ke bawah. Dari pelat yang menungkah berkelanjutan itulah akhirnya terbentuk gunung Everest dan gunung - gunung lain. 

Satu fakta menarik tentang gunung adalah Allah jadikan sebagai penyeimbang berat ke bumi. Sebab itulah gunung ada di seluruh benua, diimbangkan pula dengan lembah, datarnya serta lurah disekitarnya. Ia memasak bumi dengan kekuatannya. Ini menyebabkan berat planet bumi terus seimbang pada setiap sisi, menyebabkan tetap beredar sejajar pada orbitnya. 

Allah berfirman dalam surah النمل  (An - Naml) : 88 ;
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ۚ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ۚ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ
 "Engkau melihat gunung - gunung itu, engkau menyangka ia tetap ditempatnya, padahal ia bergerak seperti jalannya awan. (Demikianlah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap - tiap sesuatu, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. " 
Ternyata, apa yang dinyatakan oleh Al - Qur'an adalah benar dan dibuktikan pula oleh penelitian ilmiah dan geologi. Tapi apakah yang terjadi pada Rasulullah ketika menyatakan kebenaran itu 1.400 tahun lalu? Beliau dianggap manusia gila! Bukan itu saja, penelitian - penelitian ilmiah juga membuktikan, daratan ini satu ketika dahulu bergabung, terpecah dan bergerak sampai terbentuk benua serta lautan yang ada pada hari ini. Rekaman satelite turut membuktikan Jazirah Arab serta gunung ganangnya tersedia bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahun. Sedangkan, lebih 5 juta tahun lalu, Jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika lalu membentuk Laut Merah. 

Tersedia juga pantai timur dan selatan Somalia kini dalam proses pemisahan dan telah membentuk lembah belah yang membujur ke selatan melalui deretan danau Afrika. Potongan tiktonik benua Australia juga sedang bergerak ke arah utara dengan kecepatan 6 cm / tahun. Bukankah penemuan - penemuan ilmiah serta geologi ini membuktikan Al - Qur'an itu benar, sedangkan kebenaran itu hanya baru diketahui oleh ilmuwan setelah 1.400 tahun Rasulullah mengungkapkannya?

Wallahu a'lam
»»  READMORE...

Senin, 28 April 2014

"Komet Halley" dalam Al-Qur'an Surat Ath-Thaariq

Assalamualaikum...

Membaca dan memahami Al-Qur'an, bagi saya lebih dari sekedar kewajiban atau "ritual" setelah sholat, tapi juga sebagai suatu kegiatan yang sangat menyenangkan, menarik, dan tantangan. Ya, tantangan... karena terkadang saya banyak menemukan hal-hal atau penjelasan-penjelasan yang tidak mudah untuk saya pahami. Sehingga menuntut saya untuk terus mempelajarinya.

Seperti dalam Surat Ath-Thaariq, saya pernah bertanya-tanya, sebenarnya "Apa" atau "Siapa" yang turun dari langit itu?
Setelah bertanya, mencari tahu, berdiskusi dan membaca literatur-literatur muslim serta menelaah ayat-ayat Al-Qur'an sebelum dan sesudahnya dari surat tersebut, hasilnya tidak cukup memuaskan untuk memenuhi rasa keingintahuan saya. Namun akhirnya, saya menemukan samar-samar jawaban untuk pertanyaan saya itu. Dan sebagai seorang yang suka dengan Astronomi, saya merasa sangat takjub, ternyata tentang Komet Halley sudah ada penjelasannya didalam Al-Qur'an. Selain merasa takjub, saya juga merasa jadi orang yang benar-benar bodoh. 
Ya... Bagaimana tidak, selama ini saya mencari tahu tentang Komet Halley dan tentang luar angkasa itu dari buku-buku berbahasa asing. Kenapa saya pilih buku-buku berbahasa asing? karena biasanya kalau buku ilmu pengetahuan import penjelasannya detail dan memuaskan. Padahal sebenarnya saya tidak perlu melakukan itu, karena saya telah memiliki buku yang  sempurna. Yaa, saya memiliki beberapa Al-Qur'an di rumah, namun ternyata saya belum mampu menggali isinya.

Saya benar-benar merasa malu sama Allah...

Kembali tentang Surat Ath-Thaariq, Surat Ath-Thaariq yang dalam mushaf Al-Qur’an merupakan Surat ke-86 dan terdiri dari 17 ayat, diwahyukan di Makkah pada tahun kedelapan masa kenabian, yaitu sekitar tahun 618 Masehi, sesudah Surat Qaaf dan Surat al-Balad. Pada saat itu kaum musyrikin sedang frustrasi melihat perkembangan Islam yang makin pesat. Berbagai teror dan intimidasi tidaklah menggoyahkan iman kaum Muslimin yang dari hari ke hari makin banyak jumlahnya. Maka orang-orang Quraisy di Makkah merancang rekayasa jahat terhadap Nabi Muhammad s.a.w. beserta para shahabat beliau berupa pengucilan dan pemboikotan dari segala aktivitas. Para pembesar Quraisy melarang penduduk Makkah untuk melakukan transaksi apapun dengan kaum Muslimin, termasuk kegiatan jual beli dan pernikahan. Dalam situasi demikian inilah Surat ath-Thaariq diwahyukan oleh Allah SWT.

Salah satu perbedaan antara Surat-surat Makkiyah (yang diwahyukan di Makkah) dan Surat-surat Madaniyah (yang diwahyukan di Madinah) adalah bahwa pada Surat-surat Makkiyah Allah sering bersumpah dengan berbagai fenomena alam ciptaan-Nya, agar manusia benar-benar memperhatikan atau menalari secara serius hal-hal yang disumpahkan Allah itu. Kalimat sumpah itu diawali oleh kata wa (“demi”) yang terdapat pada 17 Surat (37, 51, 52, 53, 68, 74, 77, 79, 85, 86, 89, 91, 92, 93, 95, 100, 103), dan kata laa uqsimu (“tidak, Aku bersumpah”) yang terdapat pada tujuh Surat (56, 69, 70, 75, 81, 84, 90). Selain dengan fenomena alam, Allah juga bersumpah dengan Kitab Al-Qur’an pada lima Surat (36, 38, 43, 44, 50).

Oh iya, saya tahu bahwa tentang komet Halley ada didalam Al-Qur'an itu dari sebuah buku. Karena saya benar-benar lupa apa judul dan siapa penulis buku itu juga lupa baca buku itu dimana, saya mencari penjelasan tentang Komet Halley dalam surat Ath-Thaariq itu di internet dan saya menemukan ada beberapa yang share mengenai itu. Dan yang menurut saya yang penjelasan jelas dan mudah dipahami adalah tulisan dari bapak Irfan Anshory, dengan penambahan terjemah bahasa Inggris, berikut ulasannya.

Surat Ath-Thaariq (86) ayat 1 sampai dengan 17, selain terjemahan dalam bahasa Indonesia, saya cantumkan juga terjemahan bahasa Inggris :


1. Wassamaa-i waththaariq
Demi langit dan yang datang pada malam hari,
I swear by the heaven and the comer by night
Allah SWT bersumpah dengan langit (as-samaa’) serta dengan suatu benda langit yang disebut ath-thaariq. Istilah ini berasal dari kata kerja tharaqa yang artinya “mengetuk”, satu akar kata dengan thariiq (“jalan; tempat kaki mengetuk”) dan mithraq (“palu; alat pengetuk”). Dalam bahasa Arab sehari-hari, istilah thaariq digunakan untuk menyebut tamu yang jarang muncul dan tiba-tiba datang di malam hari, atau seperti kata Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar Juz 30, “orang yang mengetuk pintu tengah malam agak keras, supaya yang empunya rumah lekas bangun, karena dia membawa berita penting”, atau seperti penjelasan Prof. Dr. Muhammad Asad dari Austria dalam buku tafsirnya The Message of the Qur’an (“Pesan Al-Qur’an”), “a person who comes to a house by night to knock at the door”.

Dengan demikian jelaslah bahwa ath-thaariq dalam ayat ini adalah benda langit yang langka kehadirannya. Tidak setiap malam kita dapat menyaksikannya di langit, sebab dia datang sewaktu-waktu atau secara periodik. Benda langit yang seperti itu tiada lain adalah komet, yang oleh nenek moyang kita disebut “bintang berekor”.

Mohammed Marmaduke Pickthall, ulama Muslim berkebangsaan Inggris, dalam terjemahan Al-Qur’an The Meaning of the Glorious Koran, ketika membahas Surat at-Thaariq mengatakan: Some have thought that it refers to a comet which alarmed the East about the time of the Prophet’s call. Others believe that this and other introductory verses, hard to elucidate, hide scientific facts unimagined at the period of revelation (“Beberapa penafsir berpendapat bahwa at-thaariq merujuk kepada sebuah komet yang menggemparkan Dunia Timur semasa dakwah Nabi. Para penafsir lain meyakini bahwa ayat ini dan beberapa ayat pembuka dalam Surat lainnya, yang sukar untuk dijelaskan, menyembunyikan fakta-fakta ilmiah yang tidak terbayangkan pada periode turunnya wahyu”).

2. Wamaa adraaka maa ththaariq
tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
And what will make you know what the comer by night is?
Sering juga diterjemahkan secara bebas: “Tahukah kamu apakah ath-thaariq itu?” Allah menggunakan kalimat wa maa adraaka (“tahukah kamu”) hanya dalam 10 Surat (69, 74, 77, 82, 83, 86, 90, 97, 101, 104) untuk mempertegas istilah-istilah yang unik. Biasanya wa maa adraaka digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat (yaumud-diin, yaumul-fashl, haqqah, qaari`ah) atau azab neraka (saqar, sijjiin, haawiyah, huthamah) atau sesuatu yang misteri seperti lailatul-qadr. Satu-satunya benda langit yang dijelaskan dengan wa maa adraaka hanyalah thaariq. Hal ini memperkuat penalaran kita bahwa thaariq adalah benda langit yang “tidak biasa” atau “jarang datang”, yaitu komet yang muncul sekali dalam puluhan atau ratusan tahun. Benda-benda langit yang lain, seperti matahari (syams), bulan (qamar), bintang (najm), gugus bintang (buruuj) dan planet (kaukab), tidak pernah diterangkan dengan wa maa adraaka sebab istilah-istilah itu memang sudah jelas maknanya dan bendanya dapat kita saksikan setiap waktu.

Identifikasi benda langit thaariq dengan "komet" ditunjang oleh data astronomi. Ketika Surat ath-Thaariq diwahyukan Allah pada tahun kedelapan kenabian atau tahun 618 Masehi, pada tahun itu muncul komet besar yang termasyhur dalam sejarah, yaitu apa yang sekarang kita namakan Komet Halley. Periode kedatangan komet ini pertama kali diteliti oleh ahli astronomi Inggris, Edmond Halley (1656–1742). Komet Halley datang rata-rata 76 tahun sekali, dan tahun kedatangannya ternyata dicatat oleh berbagai bangsa sepanjang zaman. Data astronomi telah merekam kehadirannya mulai tahun 390 sampai 1986 Masehi. Inilah tahun-tahun kedatangan Komet Halley: 390, 467, 542, 618 (zaman Nabi), 695, 772, 847, 923, 998, 1074, 1151, 1226, 1302, 1379, 1456, 1531, 1607, 1682 (zaman Halley), 1758, 1835, 1910, 1986 (mungkin Anda menyaksikannya), dan Insya Allah kelak akan muncul kembali tahun 2061 atau 2062.

3. Annajmu tstsaaqib
(yaitu) bintang yang cahayanya menembus,
The star of piercing brightness;
Benda-benda langit selain matahari dan bulan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah umum najm (jamak atau pluralnya nujuum), berasal dari kata kerja najama yang artinya “muncul kecil-kecil secara berserakan”. Itulah sebabnya istilah najm dapat juga berarti “rerumputan” yang berserakan di permukaan bumi, seperti pada Surat ar-Rahmaan ayat 6: wa n-najmu wa sy-syajaru yasjudaan (“Rerumputan dan pepohonan kedua-duanya bersujud kepada Allah”). Dalam kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an, kata najm tepat diterjemahkan “bintang”, tetapi dalam Surat ath-Thaariq ini kita terjemahkan dengan istilah umum “benda langit”.

Adapun kata tsaaqib berasal dari kata kerja tsaqaba yang artinya “melubangi”, satu akar kata dengan tsuqbah (“lubang”), mitsqab (“bor, alat melubangi”) dan tsaaqibaat (“hewan pelubang” atau ordo Rodentia dalam biologi). Jadi tsaaqib berarti “sesuatu yang melubangi”.

Informasi Allah dalam ayat 3 ini makin memperkuat penafsiran kita bahwa ath-thaariq memang ternyata komet. Sebagaimana dipelajari dalam ilmu astronomi, komet adalah benda langit yang diameternya puluhan kilometer, tersusun dari campuran es (air padat) yang meliputi lima perenam bagian dan sisanya kotoran debu. Itulah sebabnya komet-komet dijuluki dirty snowballs. Mereka mengelilingi matahari seperti planet-planet tetapi orbitnya berbentuk ellips yang sangat jauh, sehingga komet-komet ini muncul sekali dalam puluhan atau ratusan tahun. Ketika sebuah komet mendekati matahari, panas matahari mencairkan dan menguapkan material es, membentuk “ekor” atau “rambut” berukuran ribuan kilometer yang tampak dari bumi. Itulah sebabnya benda langit ini dinamai komet, berasal dari kata Yunani, koma, yang berarti “rambut”. (Tanda baca ‘koma’ adalah ‘titik yang diberi rambut’). Kini diketahui bahwa pada tapal batas tatasurya di seberang planet Pluto terdapat “sarang komet” yang disebut Oort Cloud, dari nama astronom Belanda Jan Hendrik Oort (1900–1992), dan diperkirakan mengandung ribuan komet.

Pada proses pembentukan tatasurya (solar system), komet-komet membombardir atau melubangi permukaan planet-planet bertanah (terrestrial planets) yang dekat dengan matahari, termasuk bumi, menyumbangkan air yang merupakan syarat mutlak adanya kehidupan. Di antara planet-planet penerima air itu, hanya planet bumi yang mampu menjaga air dalam wujud cairan. Venus terlalu panas sehingga air menguap, sedangkan Mars terlalu dingin sehingga air membeku. Tanpa proses pelubangan dari komet-komet, bumi kita tidak mempunyai air! Sungguh Maha Benar Allah yang berulangkali menegaskan dalam Al-Qur’an nazzalnaa mina s-samaa’i maa’ (“Kami telah menurunkan air dari langit”), sebab air di bumi ini memang berasal dari langit, yaitu sumbangan dari komet (thaariq) yang merupakan “benda langit yang melubangi” (an-najmu ts-tsaaqib).

Penelitian terhadap spektrum-spektrum yang dipancarkan oleh Komet Halley (1986), Komet Shoemaker-Levy (1994), Komet Hyakutake (1996), Komet Hale-Bopp (1997) Komet Wild-2 (2000) dan Komet Borrelly (2001) menunjukkan bahwa perbandingan isotop hidrogen dan deuterium pada H2O air laut ternyata sama persis dengan pada H2O komet-komet tersebut. Fakta ini merupakan bukti kimiawi bahwa air di bumi memang berasal dari komet! Jadi komet-komet dikirimkan Allah SWT untuk membawa materi paling berharga sebagai syarat kehidupan kepada planet bumi, yaitu air. Adanya air menyebabkan bumi merupakan satu-satunya komponen tatasurya yang layak untuk tempat berkembangnya makhluk hidup. Tanpa adanya air, kehidupan di muka bumi mustahil terjadi.

Dr.Molly Bloomfield, dalam bukunya Chemistry and the Living Organism (John Wiley & Sons, New York, 1996, hal. 270), menerangkan: Over 100,000 comets had collided with the Earth during its first billion years, brought water to the Earth’s surface. (“Lebih dari 100.000 komet telah berbenturan dengan Bumi selama semiliar tahun pertamanya, membawa air ke permukaan Bumi”).

Dr. Isaac Asimov, dalam bukunya Frontiers: New Discoveries about Man and His Planet, Outer Space and the Universe (Mandarin Paperbacks, London, 1991, hal.219), mengatakan: In the early times of the solar system, there were a large number of collisions between comets and the planetary bodies. The Earth was hot and dry to begin with, and cometary collisions have supplied us with much of our ocean and atmosphere. All this we can now reason out as a result of the close study of Halley’s comet in 1986. (“Pada masa-masa dini tatasurya, terdapat sejumlah besar perbenturan antara komet-komet dan planet-planet. Bumi panas dan kering pada mulanya, dan perbenturan-perbenturan dengan komet telah menyuplai kita dengan sebagian besar samudera dan atmosfer. Semua ini baru sekarang dapat kita kemukakan sebagai hasil dari studi jarak dekat terhadap komet Halley pada tahun 1986”).

Dr. Timothy Ferris, dalam bukunya The Whole Shebang: A State-of-the-Universe Report (Simon and Schuster, New York, 1997, hal.176 dan 179), menegaskan: We owe our existence to Earth’s bombardment by the icy comets abounded in the infant solar system. Primordial comets have formed the oceans and rained down the amino acids from which life originated here. Evidence for cometary cornucopias of life-brewing water and amino acids may be found in the spectra of modern comets .... Had comets not ferried ice to Earth, we might have had no oceans. And without organic molecules contributed by the comets, Earth might have remained devoid of life. (“Kita berhutang eksistensi kita kepada pembombardiran Bumi oleh komet-komet es yang berlimpah ketika tatasurya masih dalam usia muda. Komet-komet purba telah membentuk samudera-samudera dan mencurahkan asam-asam amino yang mengawali kehidupan di sini. Bukti bahwa air dan asam-asam amino pembuat kehidupan bersumber pada komet dapat ditemukan pada berbagai spektrum komet-komet modern .… Seandainya komet-komet tidak mengangkut es ke Bumi, mungkin kita tidak mempunyai samudera. Dan tanpa molekul-molekul organik yang disumbangkan komet-komet, Bumi mungkin tetap kosong dari kehidupan”).

4. In kullu nafsin lammaa 'alayhaa haafizh
tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.
There is not a soul but over it is a keeper.

Setiap makhluk hidup (kullu nafsin) tanpa kecuali memperoleh pemeliharaan dari Allah SWT, dengan tersedianya air di bumi yang membentuk kehidupan serta membuat bumi ini nyaman sentosa bagi berlangsungnya kehidupan. Allah menegaskan bahwa setiap makhluk hidup tercipta dari air, sebagaimana tercantum dalam Surat al-Anbiyaa’ ayat 30: wa ja`alnaa mina l-maa’i kulla syai’in hayy (“Dan Kami menjadikan dari air segala sesuatu yang hidup”), serta Surat an-Nahl ayat 65: wa l-Laahu anzala mina s-samaa’i maa’an fa ahyaa bihi l-ardha ba`da mautihaa (“Dan Allah menurunkan dari langit air, maka hiduplah dengan air itu bumi sesudah matinya”).

Banyak makhluk hidup yang tidak memerlukan oksigen atau udara, tetapi tidak ada kehidupan yang bisa survive tanpa air. Sekitar 70% berat tubuh kita tersusun dari air, dan tanpa adanya air metabolisme pada tubuh makhluk hidup tidak mungkin berlangsung. Tidak ada benda lain yang lebih berharga dari air. Di samping untuk metabolisme tubuh, kita memerlukan air untuk mandi, bersuci, memasak, mencuci, menyirami tanaman, dan mengairi lahan pertanian. Air juga berfungsi sebagai sarana olah raga dan rekreasi, serta merupakan salah satu sumber energi baik energi uap maupun energi listrik.

Struktur molekul air yang unik, dengan atom pusat oksigen yang mengikat dua atom hidrogen, menyebabkan keistimewaan sifat-sifat fisika dan kimia yang tidak dimiliki oleh materi yang lain. Perbedaan keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) yang sangat besar antara hidrogen dan oksigen menyebabkan ikatan O—H pada molekul air sangat polar, sehingga air merupakan pelarut yang sangat baik untuk berbagai jenis zat padat, cairan, dan gas. Hal ini menyebabkan air mampu membawa zat-zat makanan melalui jaringan dan organ makhluk hidup serta menjadi zat pembersih yang ampuh. Air mempunyai viskositas yang sangat rendah, sehingga air mudah mengalir, cepat meluncur turun, dan mudah dipompa ke atas. Dengan demikian air sangat mudah diambil dan segera dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Air mempunyai kalor penguapan yang sangat tinggi. Hal ini sangat penting bagi tubuh kita, sebab sejumlah besar dari panas tubuh dapat dihilangkan dengan penguapan hanya sejumlah kecil air melalui kulit. Dengan demikian suhu tubuh kita selalu terjaga secara optimal. Penyerapan energi ketika air diuapkan oleh sinar matahari serta pembebasan energi itu ketika uap air berkondensasi menjadi hujan yang kembali ke bumi sangat berperan dalam mendistribusikan energi dari matahari ke seluruh permukaan bumi. Air juga mempunyai kapasitas kalor (kemampuan menyimpan panas) yang sangat tinggi, sehingga air memanas dan mendingin lebih lambat daripada kebanyakan zat lain. Hal ini akan melindungi makhluk hidup dari malapetaka apabila suhu mendadak berubah. Jumlah air yang berlimpah di permukaan bumi bertindak sebagai termostat raksasa yang mengatur suhu bumi sehari-hari.

Ikatan hidrogen yang ada di antara molekul-molekul air menyebabkan air berekspansi atau membesar volumenya ketika membeku (padahal zat-zat lain ketika membeku justru menyusut), sehingga es memiliki kerapatan yang lebih kecil dari air. Akibatnya es mengambang di atas permukaan air. Hal ini menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat bertahan hidup pada musim salju. Sungguh beraneka ragam pemeliharaan yang dianugerahkan Allah SWT terhadap makhluk hidup melalui kegunaan dan sifat-sifat air.

5. Falyanzhuri l-insaanu mimma khuliq
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?
So let man consider of what he is created:

6. Khuliqa min maa-in daafiq
Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
He is created of water pouring forth,
7. Yakhruju min bayni shshulbi wattaraa-ib
yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
Coming from between the back and the ribs.
Untuk ayat 5-7 :
Para penafsir umumnya berpendapat “air yang memancar” itu adalah sperma laki-laki. Seandainya yang dimaksudkan sperma, tentu Allah SWT menggunakan kata madfuuq (bentuk pasif yang berarti “terpancar”), sebab sperma tidak dapat memancar dengan sendirinya. Kenyataannya Allah memakai kata daafiq (bentuk aktif “memancar”) yang biasanya digunakan untuk air yang keluar dari sumbernya dalam tanah. Sudah tentu ayat 5—7 ini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari ayat-ayat sebelumnya. Oleh karena komet (thaariq) bertindak sebagai benda langit yang melubangi permukaan bumi (an-najmu ts-tsaaqib), air yang dibawanya terperangkap dalam lapisan kulit bumi, lalu air itu memancar kembali ke permukaan untuk menjadi sarana reaksi-reaksi kimia pembentuk kehidupan, yang harus melibatkan air baik sebagai bahan baku (reaksi-reaksi hidrolisis) maupun sebagai pelarut.

Kulit bumi tempat air memancar itu tersusun dari bebatuan yang keras (shulb) dan tanah atau debu yang lembut (taraa’ib). Kata shulb berarti “sesuatu yang keras”, berasal dari kata kerja shaluba (“mengeras”), dan satu akar kata dengan shaliib (“kayu yang keras”) dan tashallub (“kekerasan benda” atau hardness). Kata taraa’ib berarti “sesuatu yang berdebu”, dari kata kerja tariba (“menjadi debu”), dan satu akar kata dengan turab (“debu tanah”) dan matrabah (“tunawisma yang tidur di tanah”). Dalam masyarakat Arab dahulu, anak-anak sebaya sering bermain debu padang pasir, sehingga “teman sebaya” disebut tirb (jamak atau pluralnya atraab).

Tafsir para ulama abad pertengahan bahwa ayat-ayat ini menerangkan “sperma yang keluar dari antara tulang punggung dan tulang dada” sudah saatnya kita tinggalkan, sebab sperma tidak dikeluarkan dari sana! Allah SWT menakdirkan bahwa benih dari laki-laki itu diproduksi pada dua butir testis yang terdapat dalam skrotum (“kantong” di sela-sela paha). Sel-sel sperma berukuran 5 mikrometer (0,005 milimeter), terdiri dari kepala dan ekor, diproduksi dalam jumlah sekitar 10 juta butir setiap hari setelah seorang laki-laki memasuki masa pubertas. Sel-sel sperma ini dikeluarkan dari testis melalui epididimis, masuk ke saluran vas deferens untuk dibawa menuju kelenjar prostat. Kelenjar prostat memproduksi cairan kental semen yang memberi sel-sel sperma energi agar tetap lincah bergerak. Dari kelenjar prostat sel-sel sperma, melalui saluran uretra pada penis, dipancarkan keluar tubuh pada saat ejakulasi.

Sejak pembentukannya sampai pengeluarannya, sperma tidak berhubungan dengan tulang punggung dan tulang dada. Jelas sekali bahwa ayat 5—7 Surat at-Thaariq bukanlah bercerita tentang sperma, tulang punggung dan tulang dada seperti penafsiran ulama-ulama zaman pra-modern, melainkan bercerita tentang air yang memancar dari antara bebatuan keras (shulb) dan tanah lembut (taraa’ib) pada kulit bumi. Penafsiran ayat-ayat ini tidak boleh kita lepaskan dari konteks ayat-ayat sebelumnya.

8.Innahu 'alaa raj'ihi laqaadir
Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).
Most surely He is able to return him (to life).

9. Yawma tublaa ssaraa-ir
Pada hari dinampakkan segala rahasia,
On the day when hidden things shall be made manifest,

10. Famaa lahu min quwwatin walaa naasir
maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.
He shall have neither strength nor helper.
Untuk ayat 8-10 :
Pada Hari diverifikasi segala rahasia. Maka tiada baginya kekuatan dan tiada pembela”. Ketika Rasulullah s.a.w. mendakwahkan bahwa manusia akan dihidupkan kembali pada Hari Akhirat untuk dimintai pertanggungjawaban dan menerima ganjaran, orang-orang musyrik di Makkah menertawakan dan mengejek beliau. Dalam Surat Qaaf yang diwahyukan sebelum Surat at-Thaariq, Allah SWT merekam ejekan tersebut: A idzaa mitnaa wa kunnaa turaaban? Dzaalika raj`un ba`iid (“Apakah ketika kami telah mati dan kami telah jadi debu? Itu adalah pengembalian yang jauh”). Maka Allah menegaskan bahwa Dia benar-benar kuasa untuk mengembalikan manusia hidup di Hari Akhirat nanti, lalu manusia yang tiada kekuatan dan tiada pembela itu akan menghadapi Pengadilan Agung, di mana segala rahasia kejahatan manusia (yang mungkin tidak sempat terbongkar di dunia fana) akan mengalami verifikasi dan balasan yang setimpal.

Jika ayat 8—10 ini kita hubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya, maka hanya orang-orang tidak berilmu yang meragukan kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia. Orang-orang berilmu akan menjadi saksi bahwa bumi ini asalnya memang tidak mempunyai kehidupan, lalu Allah mengirimkan air melalui komet-komet ke Bumi untuk memungkinkan terciptanya makhluk-makhluk hidup termasuk manusia. Bagi Allah yang memiliki sifat yubdi’u wa yu`iid (Maha Memulai dan Maha Mengembalikan) seperti tercantum dalam Surat al-Buruuj ayat 13, mengembalikan manusia kepada kehidupan di Akhirat nanti sama mudahnya dengan mengembalikan komet-komet mengunjungi Bumi. Maha Benar Allah dalam firman-Nya pada Surat Aali `Imraan ayat 18: syahida l-Laahu annahuu laa ilaaha illaa huwa wa l-malaa’ikatu wa ulu l-`ilmi (“Bersaksi Allah bahwa tiada Tuhan melainkan Dia, serta juga bersaksi para malaikat dan orang-orang yang mempunyai ilmu")

11. Wassamaa-i dzaati rraj'i
Demi langit yang mengandung hujan,
I swear by the rain-giving heavens,

Berdasarkan konteks ayat-ayat awal dari Surat ath-Thaariq ini, ada dua kemungkinan tafsiran mengenai ar-raj`i (“sesuatu yang kembali”). Mungkin dia adalah komet (thaariq), yang memang selalu kembali mengunjungi bumi dalam periode tertentu. Mungkin pula dia adalah air (maa’), yang selalu “pergi dan kembali” dalam siklus hidrologi.

Air menutupi 70% permukaan bumi, dan 97% dari seluruh air di bumi berada pada samudera. Setiap hari sekitar sepertiga dari jumlah energi sinar matahari yang sampai ke bumi dipergunakan untuk menguapkan kira-kira 1000 km kubik (satu triliun meter kubik) air samudera, sungai, danau dan telaga. Uap air lalu menyebar di lapisan atmosfer untuk mengatur kelembaban dan suhu. Kemudian uap air itu mengalami kondensasi dan turun ke permukaan bumi berupa hujan atau salju. Akhirnya air yang terkumpul di darat mengalir dalam bentuk sungai-sungai untuk kembali menuju samudera.

12. Wal-ardhi dzaati shshad'i
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
And the earth splitting (with plants);

Di lingkungan tatasurya kita, Bumi merupakan planet bertanah (terrestrial planet) yang paling besar. Empat planet yang lebih besar dari bumi (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan juga matahari, tersusun dari gas-gas hidrogen dan helium. Sebagai “dunia non-gas” yang terbesar, Bumi memiliki suhu internal paling tinggi dibandingkan dengan planet-planet lain, sehingga Bumi mempunyai kulit yang paling tipis dengan kedalaman cuma sekitar 50 km. Suhu internal yang tinggi menyebabkan kulit tipis itu terbelah menjadi enam atau tujuh belahan besar (dan beberapa belahan lebih kecil) yang disebut lempeng (plate). Lempeng-lempeng ini menyetel secara pas seakan-akan dilekatkan oleh seorang tukang kayu yang piawai. Itulah sebabnya mereka dinamai lempeng-lempeng tektonik (bahasa Yunani, tektones, berarti “tukang kayu”).

Lapisan di bawah kulit bumi memiliki suhu cukup panas sehingga mampu bergerak, dan gerakan ini mendorong lempeng-lempeng kesana kemari. Akibatnya terjadilah pembentukan benua dan pulau-pulau serta pembentukan palung (basin) yang merupakan wadah bagi samudera. Meskipun pergeseran lempeng-lempeng tektonik yang dinamis ini sering menimbulkan gempa bumi, bahkan mungkin gelombang tsunami, janganlah kita melupakan kenyataan bahwa lempeng-lempeng itu merupakan kurnia Allah yang patut kita syukuri! Seandainya bumi tidak mempunyai belahan berupa lempeng-lempeng tektonik, tentu ocean basin tidak terbentuk sehingga air akan menutupi seluruh permukaan bumi, dan makhluk yang hidup di darat termasuk manusia tidaklah terbayangkan adanya. Sungguh Maha Pengasih Allah yang telah menyediakan segala fasilitas untuk manusia, meskipun manusia terlalu sering tidak tahu diri (kanuud) kepada Khaliqnya.

13. Innahu laqawlun fashl
sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil.
Most surely it is a decisive word,

14. Wamaa huwa bilhazl
dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.
And it is no joke.
Untuk ayat 13-14 :
Segala yang difirmankan oleh Allah, mulai dari komet (thaariq) yang mengirimkan air (maa’) sampai kepada belahan (shada`) yang dimiliki bumi untuk menampung air sebagai sumber kehidupan, serta kehidupan kita di dunia fana ini akan dikembalikan Allah kepada kehidupan akhirat yang abadi, semuanya itu merupakan “kata keputusan” (qaulun fashl) yang tegas-tandas dan sama sekali bukanlah sesuatu yang hazl, kalimat senda gurau atau main-main. Ejekan dan rongrongan dari kaum musyrikin kepada kaum Muslimin hanyalah ibarat gonggongan anjing kepada kafilah yang sedang berlalu.

15. Innahum yakiiduuna kaydaa
Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.
Surely they will make a scheme,

16. Wa-akiidu kaydaa
Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.
And I (too) will make a scheme.

17. Famahhili lkaafiriina amhilhum ruwaydaa
Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.
So grant the unbelievers a respite: let them alone for a
Untuk ayat 15-17 :
Inilah ‘gong akhir’ dari seluruh rangkaian firman Allah dalam Surat ath-Thaariq. Seperti telah kita bahas pada bagian awal, Surat ini diwahyukan ketika kaum Muslimin sedang mengalami pemboikotan oleh kaum musyrikin Quraisy. Allah menegaskan bahwa rencana jahat mereka akan sia-sia, karena Allah sendiri mempunyai Rencana Agung untuk menyempurnakan cahaya agama ini sampai akhir zaman. Penangguhan kekalahan kaum musyrikin itu ternyata memang cuma sebentar saja.

Empat tahun sesudah Surat ath-Thaariq turun, Rasulullah s.a.w. beserta para shahabat hijrah ke Madinah (622 M), dan delapan tahun kemudian (630 M) kota Makkah ditaklukkan Rasulullah s.a.w. tanpa pertumpahan darah. Ketika Rasulullah s.a.w. wafat tahun 632, seluruh penduduk Semenanjung Arabia telah memeluk Islam. Hanya satu abad sesudah Rasulullah wafat, kekuasaan Islam membentang dari Spanyol sampai Xinjiang.

Pusat khalifah Islam di Baghdad dihancurkan oleh bangsa Mongol tahun 1258, tetapi siapa menyangka bahwa laskar penakluk itu berduyun-duyun masuk Islam dan menyebarkan agama Allah di kawasan Kaukasus dan Laut Kaspia, lalu anak cucu mereka menegakkan kesultanan Mongol (Moghul) di India dari abad ke-16 sampai abad ke-19. Kekuasaan Islam selama delapan abad di Spanyol (711–1492) memang hilang, tetapi sebagai gantinya muncul kesultanan Turki Usmani yang tahun 1453 menaklukkan Konstantinopel, ibukota kekaisaran Romawi, lalu menguasai seluruh Semenanjung Balkan sampai awal abad ke-20. Bahkan ketika hegemoni politik kaum Muslimin mulai redup pada abad ke-17, Islam melalui jalur perdagangan tersebar luas di Asia Tenggara dan Afrika Timur. Sejarah telah membuktikan kebenaran Rencana Allah!

Dr.Lothrop Stoddard, seorang orientalis terkemuka dari Universitas Harvard, dalam bukunya, The Rising Tide of Color, London, 1926, hal.65, mengomentari perkembangan Islam sebagai berikut: The proselyting power of Islam is extraordinary, and its hold upon its votaries is even more remarkable. Throughout history there has been no single instance where a people, once become Muslim, has abandoned the faith. Extirpated they may have been, but extirpation is not apostacy. This extreme tenacity of Islam, this ability to keep its hold once it has got a footing, must be borne in mind when considering the future of regions where Islam is today advancing (“Kekuatan Islam dalam mengubah kepercayaan manusia sungguh luar biasa, dan daya ikatnya di kalangan pemeluk-pemeluknya bahkan lebih hebat lagi. Sepanjang sejarah tidak pernah ada satu contoh pun di mana suatu masyarakat, sekali menjadi Muslim, telah meninggalkan agama ini. Mereka mungkin pernah dimusnahkan, tetapi pemusnahan bukanlah kemurtadan. Keteguhan Islam yang berlebihan ini, kemampuan untuk menjaga daya ikatnya sekali ia memperoleh tempat berpijak, haruslah diperhatikan sungguh-sungguh ketika mewacanakan masa depan kawasan-kawasan di mana Islam sekarang berkembang.”)

Majalah Islamic Horizons edisi Juli-Agustus 1990, yang diterbitkan oleh Islamic Society of North America (ISNA) di Amerika Serikat, mengutip hasil penelitian dari Worldwide Church of God, badan misionari Nasrani yang berpusat di California, terhadap tiga Abrahamic religions (“agama-agama Ibrahim”) yang dipublikasikan oleh majalah mereka, The Plain Truth. Menurut hasil penelitian itu, dalam kurun waktu 50 tahun (1934-1984) pemeluk agama Yahudi hanya meningkat 4 persen, sementara pemeluk Nasrani meningkat 47 persen, sedangkan pemeluk Islam meningkat 235 persen!

Meskipun Islam merupakan agama universal yang paling muda usianya, kini Islam menempati peringkat kedua terbanyak jumlah pemeluknya sesudah Nasrani. Dari seluruh penduduk bumi yang pada tahun 2005 mencapai 6,300 miliar, umat Islam berjumlah 1,550 miliar (24 %), di bawah umat Nasrani (Katolik, Protestan, Ortodoks, Anglikan, Kibti, Maroni, Advent, Mormon, dll.) yang berjumlah 2,220 miliar (35 %). Di benua Asia dan benua Afrika, Islam menempati peringkat pertama, masing-masing 1,058 miliar (27 %) dan 422 juta (52 %). Angka-angka ini tercantum dalam buku TIME Almanac 2005 with Information Please (Houghton Mifflin, Massachusetts).

Di benua Eropa, Islam merupakan agama kedua terbesar meskipun pemeluknya hanya 50 juta. Sekitar 16 juta umat Islam berdiam di Rusia, 21 juta di Eropa Timur, sedangkan 13 juta lagi berdiam di Eropa Barat, terutama di Perancis, Jerman, dan Inggris. Majalah Newsweek, 29 Mei 1995, dengan artikel berjudul "Muslim Europe”, melaporkan bahwa Muslims outnumbered both Protestants and Jews in the predominantly Roman Catholic countries of Belgium, France, Italy and Spain. (“Jumlah umat Islam melampaui umat Protestan dan Yahudi pada negara-negara yang umat Katoliknya sangat dominan, yaitu Belgia, Perancis, Italia dan Spanyol”).

Di benua Amerika, umat Islam masih sedikit, sekitar delapan juta jiwa, sebab Islam di kawasan ini merupakan agama yang relatif baru. Menurut buku The World Almanac 2005, terdapat enam juta umat Islam di Amerika Serikat, 600 ribu di Kanada, 200 ribu di Meksiko, dan satu juta di kawasan Amerika Selatan: Brazil, Suriname, Trinidad-Tobago dan Guyana. Demikian pula di Australia dan kawasan Pasifik, jumlah umat Islam baru berkisar antara 500 ribu sampai satu juta.

Dr.John L.Esposito, editor buku The Oxford History of Islam (Oxford University Press, London, 1999), dalam Bab “Introduction”, mengatakan: Although Islam is the youngest of the major world religion, Islam is the second largest and fastest-growing religion in the world. To speak of the world of Islam today is to refer not only to countries that stretch from North Africa to Southeast Asia but also to Muslim communities that exist across the globe (“Meskipun Islam termuda di antara agama besar dunia, Islam merupakan agama terbesar kedua dan paling cepat pertumbuhannya di dunia. Pembicaraan tentang Dunia Islam hari ini merujuk bukan hanya kepada negeri-negeri yang membentang dari Afrika Utara ke Asia Tenggara tetapi juga kepada komunitas-komunitas Muslim yang ada di seluruh penjuru bumi”).

Majalah National Geographic bulan Januari 2002, dalam artikel “The World of Islam”, mengemukakan: Some 1.3 billion human beings, a fifth of mankind, embracing Islam that make it the fastest growing on Earth, with 80 percent of believers now outside the Arab world (“Sekitar 1,3 miliar jiwa, seperlima umat manusia, memeluk Islam yang menjadikannya agama yang paling cepat pertumbuhannya di Bumi, dengan 80 persen orang-orang beriman sekarang berada di luar dunia Arab”). Majalah termasyhur itu juga melaporkan bahwa umat Islam di Amerika Serikat pada tahun 2001 mencapai enam juta jiwa.

Dalam majalah The Economist, edisi 13 September 2003, terdapat hasil survei “Islam and the West” yang menyatakan bahwa umat Islam di muka bumi berjumlah 1,5 miliar jiwa (“Around one in four of the people in the world are Muslims”), antara lain 196,3 juta di Indonesia (“the world’s most populous Muslim country”), 133,1 juta di Cina, 26,7 juta di Rusia, dan 10,4 juta di belahan benua Amerika. “It is indeed the world’s fastest-growing religion,” demikian komentar The Economist.

Majalah Time, edisi 23 Mei 1988, dengan artikel berjudul “American Facing Toward Mecca”, mencatat jumlah 4.644.000 umat Islam pada saat itu serta lebih dari 600 buah Islamic Center di seluruh Amerika Serikat. Lalu majalah terkemuka itu memperkirakan: US Muslim are expected to surpass Jews in number and, in less than 30 years, become the country’s second largest religious community after Christians (“Muslim Amerika Serikat diperkirakan akan melampaui umat Yahudi dalam jumlah penganut dan, dalam waktu kurang dari 30 tahun, menjadi komunitas agama terbesar kedua di negeri ini sesudah umat Nasrani”).

Perkiraan majalah Time di atas kini makin mendekati kenyataan. Hal ini diakui oleh majalah Nasrani terbesar di Amerika Serikat, Christianity Today, edisi bulan Maret 2005: Words unfamiliar to most Americans are now heard daily on the evening news: jihad, Islam, Allah, Quran, fatwa, imam, ummah, Ramadan. Today, there are approximately seven million Muslims and more than 13000 mosques in North America. Now the Muslims are our neighbors (“Kata-kata yang asing bagi kebanyakan orang Amerika kini terdengar setiap hari pada berita petang: jihad, Islam, Allah, Qur’an, fatwa, imam, ummah, Ramadhan. Hari ini, terdapat sekitar tujuh juta Muslim dan lebih dari 13000 masjid di Amerika Utara. Sekarang orang-orang Muslim merupakan para tetangga kita”).

Maha Benar Allah Yang Maha Agung dengan segala firman-Nya...
Wassalamualaikum... Wr.Wb.
»»  READMORE...

Komet Halley: Fakta dari Sebuah Komet yang Paling Terkenal

Citra Komet Halley yang diambil Pada Tahun 1986. Kredit : NASA
Komet Halley bisa dibilang sebagai komet yang paling terkenal. Komet halley adalah sebuat komet yang bersifat periodik dan akan kembali ke daerah sekitar bumi setiap 75 tahun sekali, membuatnya dapat dilihat dua kali oleh manusia sepanjang hidupnya. Penampakan terakhirnya terjadi pada tahun 1986 dan dijadwalkan akan kembali pada tahun 2061.
Nama Halley diambil dari seorang astronom Inggris bernama Edmond Halley, yang menganalisa laporan penampakan komet pada tahun 1531, 1607 dan 1682. Dia menyimpulkan bahwa ketiga penampakan komet tersebut berasal dari komet yang sama, yang datang berulang-ulang, dan diprediksikan akan datang kembali pada tahun 1758.
 
 
Halley sudah meninggal saat sang komet kembali, tapi hasil penemuannya membuat namanya dijadikan nama komet tersebut. (Penyebutan secara tradisional biasanya mengucapkannya dengan nama Valley). Perhitungan Halley menunjukkan bahwa beberapa komet ternyata mengelilingi matahari.
Selanjutnya, penampakan komet Halley pada era antariksa modern, tahun 1986, membuat beberapa wahana antariksa mendekatinya untuk mendapatkan sampel komposisi komet tersebut. Beberapa teleskop di observatorium besar juga melakukan pengamatan saat komet tersebut melewati planet Bumi.
 
 
Sejarah Komet Halley
 
Menurut data dari badan antariksa Eropa (Europe Space Agency, ESA), Observasi pertama yang bisa dilacak terjadi pada tahun 239 SM. Astronom dari China mencatatnya dalam Catatan Sejarah Shih Chi dan Wen Hsien Thung Khao.
 
Ketika komet Halley kembali pada tahun 164 SM dan 87 SM, catatannya kemungkinan dibuat oleh bangsa Babilonia dan sekarang disimpan di museum British di kota London. Dalam Jurnal Nature dikatakan bahwa: “Teks-teks Babilonia ini memiliki arti yang sangat penting pada sejarah pergerakan orbit komet dari masa kuno.”
 
Penampakan komet Halley yang paling terkenal terjadi tak lama sebelum invasi Inggris yang dipimpin oleh William Sang Penakluk. Dikatakan bahwa William merasa kehadiran komet menginspirasi kesuksesannya dalam misi invasi. Dalam berbagai sumber, Komet Halley tertera dalam catatan sejarah invasi yang dikenal sebagai  Bayeux Tapestry, sebagai wujud penghormatan William.

Menurut Ensiklopedia Brittanica, penampakan komet Halley lainnya pada tahun 1301 boleh jadi telah menginspirasi pelukis Italia, Giotto, saat melukis “The Star of Betlehem”  dalam “Pemujaan orang-orang Majusi”.
Bagian dari Bayeux Tapestry yang menunjukkan Komet Halley selama Penampakkannya Pada Tahun1066.
Kredit : Public domain
  



 
Sayangnya, para astronom pada zaman itu masih melihat penampakan komet sebagai suatu fenomena yang tidak boleh dilihat karena sering diramalkan sebagai pertanda datangnya bencana.
Bahkan saat Shakespeare menulis drama “Julius Caesar” sekitar tahun 1600, atau 105 tahun sebelum Edmond Halley menyatakan teorinya tentang sang komet, salah satu prosanya yang paling terkenal berbicara tentang komet: “Ketika pengemis mati, tidak ada komet yang terlihat. Langit sendiri yang meintis matinya seorang pangeran”. 
 
 
Penemuan Akan Kembalinya Komet Halley
 
Astronomi mulai berubah cepat seiring berlalunya masa Shakespeare. Banyak astronom saat itu masih meyakini bahwa bumi adalah pusat dari tata surya. Namun seorang Nicolaus Copernicus, yang telah wafat 20 tahun sebelum Shakespeare lahir, telah mempublikasikan sebuah penemuan bahwa pusat dari tata surya adalah matahari.
Diperlukan waktu selama beberapa generasi bagi perhitungan Copernicus untuk dapat dipercayai oleh masyarakat astronomi. Dan saat para astronom mempelajarinya, perhitungan tersebut menyediakan sebuah model yang kuat untuk menyatakan bagaimana benda bergerak di sekitar sistem tata surya dan alam semesta.
Edmond Halley. Sumber: Wikipedia                                                        
 
Pada tahun 1705, Edmond Halley mempublikasikan sebuah katalog berjudul  “A Synopsis of the Astronomy of Comets” yang berisikan catatan penemuan sejarah kemunculan 24 komet sepanjang tahun 1337 hingga 1698. Tiga buah hasil observasi nampak sangat mirip dalam hal orbit dan parameter lainnya, yang mengarahkan Halley kepada sebuah kesimpulan bahwa salah satu komet akan terus kembali mengunjungi bumi berkali-kali.
 
Komet itu muncul pada tahun 1531, 1607 dan 1682. Halley memprediksikan bahwa komet yang sama akan kembali ke Bumi pada tahun 1758. Halley tidak hidup cukup lama untuk dapat melihat kembalinya sang komet. Halley meninggal pada tahun 1742, namun penemuannya mengispirasikan banyak orang untuk menamai komet tersebut dengan namanya.
Kemudian, pada setiap perjalanannya menuju tata surya dalam, astronom di seluruh dunia selalu mengarahkan teleskopnya untuk mengamati penampakan komet Halley.
 
Kemunculan komet Halley pada tahun 1910 sangat spektakuler, dengan jarak komet hanya sekitar 22,4 juta kilometer dari bumi, atau sekitar seperlima belas jarak antara bumi dan matahari. Pada kesempatan itu, komet Halley berhasil tertangkap oleh kamera untuk pertama kalinya.
 
Menurut penulis biografi Albert Bigelow Paine, pada tahun 1909, penulis Mark Twain berkata: “Aku melihat komet Halley pada tahun 1835 dan masih melihatnya hingga setahun kedepan. Aku berharap bisa pergi bersamanya”. Twain meninggal dunia pada 21 April 1910, satu hari setelah komet berada pada titik perihelion, saat komet muncul dari balik matahari.
 
 
Komet Halley di Era Antariksa Modern
 
Ketika komet Halley datang pada tahun 1986, saat itu pertama kalinya kita bisa mengirimkan wahana antariksa kesana.
 
Itu adalah momen keberuntungan, di saat observasi dari bumi tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Ketika komet berada pada titik terdekatnya ke matahari, saat itu pula bumi berada pada arah yang berlawanan, membuat komet Halley menjadi objek yang sangat redup dan jauh, sekitar 39 juta mil jauhnya dari bumi.
Beberapa wahana antariksa berhasil melakukan perjalanan ke komet. Satu armada wahana antariksa ini sering disebut sebagai Armada Halley. Dua wahana hasil patungan Uni Soviet dan Perancis, Vega 1 dan Vega 2, berhasil terbang di dekatnya dan salah satunya berhasil memotret inti komet untuk pertama kalinya.
 
Wahana Antariksa Giotto dari Badan Antariksa Eropa bahkan berhasil terbang lebih dekat,  dan berhasil membawa gambar yang spektakuler ke bumi. Jepang juga mengirimkan 2 wahananya, Sakigake dan Suisei, yang juga berhasil membawa banyak informasi tentang komet Halley. Selain itu juga, satelit penjelajah komet internasional milik NASA, yang telah mengorbit sejak tahun 1978, berhasil menangkap gambar komet Halley dari jarak 28 juta kilometer.
Pada sebuah momen, NASA membuat sebuah catatan: “Tak bisa dihindari bahwa ini adalah komet yang paling terkenal diantara komet lainnya dan dia mendapatkan perhatian yang sangat besar, bahkan membawa hasil yang mengejutkan semua orang yang terlibat di dalamnya.”
 
Kabar buruknya adalah saat para astronot yang tergabung dalam misi Challenger STS-51L, dijadwalkan untuk melihat menggunakan teleskop saat mereka tida di orbit. Namun mereka tidak berhasil melakukannya karena pesawat antariksa yang ditumpanginya meledak 20 menit setelah peluncuran, pada tanggal 28 Januari 1986, yang disebabkan oleh roket yang malfungsi.
Akan memakan waktu puluhan tahun hingga komet Halley akan kembali mendekati bumi. Namun anda masih dapat melihat sisa-sisa wujudnya setiap tahun dalam rupa Hujan Meteor Leonid, yang berasal dari serpihan komet Halley. Hujan meteor Leonid muncul secara rutin pada pertengahan bulan Oktober. Komet Halley juga menghasilkan hujan meteor Eta Aquarids yang nampak pada pertengahan bulan mei.
 
Ketika komet Halley menghampiri bumi pada tahun 2061, komet akan berada pada sisi yang sama dengan bumi terhadap matahari dan memungkinkan kemunculannya jauh lebih terang dari pada tahun 1986 yang lalu.
Salah satu astronom memprediksikan bahwa komet akan muncul dengan kecerlangan magnitudo hingga -0.3. Niali ini cukup terang, tapi masih kurang terang dibanding bintang terterang di langit malam, Sirius, yang memiliki magnitudo -1.4.
»»  READMORE...